Dampak El Nino Mulai Terasa di Indonesia, Wilayah Ini Berpotensi Alami Kekeringan Lebih Parah

Dampak El Nino Mulai Terasa di Indonesia, Wilayah Ini Berpotensi Alami Kekeringan Lebih Parah

Dampak El Nino Mulai Terasa Di Indonesia, Wilayah Ini Berpotensi Alami Kekeringan Lebih Parah.--

RADARUTARA.ID - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperkirakan musim kemarau tahun ini cenderung lebih kering dibandingkan tiga tahun lalu karena pengaruh fenomena El NinoBMKG mengatakan, puncak musim kemarau tahun ini diperkirakan terjadi pada Agustus dan September.

Fachri Radjab, selaku kepala Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG, mengatakan 63 persen wilayah Indonesia pada saat ini telah memasuki musim kemarau. Kawasan ini, kata Fachri, merupakan dampak dari El Nino. 

Pachri menyebutkan bahwa "Dalam kaitannya dengan musim atau iklim, BMKG membuat yang namanya zona musim. Kita mengkategori zona musim di Indonesia ada 699 zona. Saat ini sudah sekitar 63% dari 699 yang sudah memasuki periode musim kemarau, artinya yang sudah terdampak langsung dari el nino itu sekitar 63% wilayah zona musim nanti," 

Fachri mengatakan dampak dari El Nino ini yaitu akan mengalami kekeringan dibeberapa wilayah. Untuk puncak musim kemarau diperkirakan akan terjadi pada Agustus dan September 2023 ini, namun menurutnya waktu musim kemarau tidak sama di seluruh wilayah Indonesia. Misalnya untuk wilayah Maluku dan sebagian wilayah di Papua belum mengalami musim kemarau. Dan itu menurut Fachri merupakan hal yang lumrah.

BACA JUGA:Harga BBM di Pertamina Hari Ini Resmi Alami Kenaikan, Pertamax Turbo di Dua Daerah Ini Paling Mahal

Berdasarkan catatan BMKG, 63% wilayah di Indonesia sudah mengalami kekeringan. Untuk kemarau tahun ini juga diperkirakan akan lebih kering dibandingkan dengan kemarau yang tejadi 3 tahun yang lalu.

Untuk wilayah yang akan mengalami kekeringan lebih parah diperkirakan terjadi di wilayah Sumatera dan Jawa. Karena untuk dua wilayah ini masuk dalam kategori zona coklat, yang berarti lebih kering dari wilayah lainnya di Indonesia.

"Ada beberapa wilayah yang memang kita prediksikan intensitas hujannya dalam kategori rendah, dari prakiraan hujan bulanan kita baik itu di Sumatera, itu sebagian besar Sumatera, baik Riau, Sumatera Selatan, Sumatera Barat, Bengkulu, Lampung, kemudian Jawa merata hampir seluruh Jawa itu, kategorinya warna coklat artinya hujannya rendah," ucap Fachri.

"Kemudian di Bali, NTB, NTT juga sama. Kalimantan dari Kalimantan bagian barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Utara itu sama juga, dan Sulawesi utamanya di Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara, itu yang berpotensi terjadinya musim kering," tutupnya.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: