Mengenal Agoraphobia, Kondisi Gangguan Mental yang Dialami Sinead O'Connor Sebelum Meninggal Dunia

Mengenal Agoraphobia, Kondisi Gangguan Mental yang  Dialami Sinead O'Connor Sebelum Meninggal Dunia

Mengenal Agoraphobia, Kondisi Gangguan Mental Yang Di Alami Sinead O'Connor Sebelum Meninggal Dunia--

RADARUTARA.ID - Kabar duka datang dari penyanyi legendaris Irlandia Sinead O'Connor. Sinead dikabarkan meninggal dunia dan hal ini langsung dikonfirmasi oleh pihak keluarga. Sinead meninggal dunia di usia 56 tahun. 

Meski hingga saat ini belum ada informasi resmi mengenai penyebab kematian Sinead O'Connor. Namun Pada Oktober 2020, Sinead O'Connor mengumumkan dalam tweetnya bahwa dia menderita agorafobia. Kondisi ini membuatnya merasakan ketakutan luar biasa saat berada di tempat keramaian.

Lalu bagaimana Agoraphobia ini sebenarnya? Simak ulasan radarutara.id sampai selesai ya!

BACA JUGA:Sinead O'Connor, Penyanyi Cantik Asal Irlandia Ternyata Seorang Muallaf, Namanya Berganti Jadi Shuhada

Adalah normal bagi setiap orang untuk merasa takut atau cemas tentang situasi menakutkan atau cemas akan hal-hal tertentu. Namun, ketika rasa takut atau khawatir tidak berdasar mungkin ini salah satu ciri bahwa orang tersebut menderita agorafobia. Yang berupa gangguan kecemasan langka yang berlebihan.

Gangguan ini bisa muncul sejak masa remaja, bahkan masa kanak-kanak. Penanganan yang tepat sangat diperlukan untuk membantu penderitanya mengatasi kecemasan berlebihan yang dapat mempengaruhi kehidupannya dimasa yang akan datang.

Agorafobia adalah salah satu bentuk gangguan kecemasan yang luar biasa dan tidak mendasar, di mana penderitanya selalu ingin menghindari situasi yang memicu ketakutan dan kepanikan hebat tanpa sebab. Agorafobia atau agorafobia dalam bahasa Indonesia berasal dari kata Yunani agora yang berarti ruang terbuka, dan kata bahasa Inggris phobia yang berarti ketakutan. 

BACA JUGA:Penyanyi Ikonik Sinead O'Connor Meninggal Dunia Setelah Bertahun-tahun Lawan Penyakit Gangguan Mental

Orang dengan agorafobia merasa tidak nyaman di tempat terbuka atau ramai, yang pada akhirnya mengakibatkan situasi di luar kendali mereka. Dalam situasi seperti itu, bisa terjadi serangan panik atau panic attack, yaitu kepanikan berlebihan yang terjadi secara tiba-tiba dan tanpa sebab yang jelas. 

Menurut WHO ICD-11, penderita agorafobia merasa berat atau berat saat harus pergi ke tempat keramaian seperti pasar, bioskop dan supermarket, atau saat harus menggunakan transportasi umum. Mereka juga menghindari mengemudi jarak jauh, melintasi jembatan atau terowongan panjang karena takut mengalami serangan panik dan tidak dapat meminta bantuan.

Dalam kasus yang paling parah, penderita agorafobia mengunci diri di dalam ruangan karena terlalu takut berada di luar bahkan saat mereka sedang kelaparan.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: