Waspada! Varian Baru Virus Covid XBB 1.5, Ini Gejalanya
Waspada! Varian Baru Virus Covid XBB 1.5, Ini Gejalanya--
RADARUTARA.ID - Sub-varian Covid XBB 1.5 yang menyebar sangat cepat menimbulkan keresahan di Amerika Serikat bahkan di Inggris juga tercatat beberapa kasus.
Virus Corona atau Covid-19 varian baru XBB 1.5 juga ditemukan mudah menular di Afrika Selatan.
"XBB 1.5 merupakan sub-varian yang paling mudah menular, yang terdeteksi sejauh ini selama pandemi," jelas Pemimpin Teknis Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization/WHO), Maria Van Kerkhove.
Namun WHO mengatakan tidak ada indikasi pertumbuhan XBB 1.5 lebih serius atau berbahaya dari varian Omicron sebelumnya.
Virus XBB 1.5 merupakan cabang dari varian Covid Omicron yang muncul sejak akhir 2021 dan telah mengungguli semua varian virus Corona. Setelah Omicron, sudah banyak juga sub-varian yang bahkan lebih menular daripada varian aslinya.
Adapun gejala XBB.1.5 masih terlalu dini untuk memastikannya, namun dianggap sama dengan virus Omicron sebelumnya. Mayoritas orang mengalami gejala seperti pilek.
Di kawasan Northeast, Amerika Serikat (AS) tercatat sebanyak 75 persen kasus Covid sub-varian XBB.1.5. Namun para ahli menyebutkan masih perlu diteliti seberapa besar kontribusi varian ini dalam meningkatnya angka rawat inap.
"Kita tidak mengetahui sepenuhnya apa yang dilakukan varian ini pada populasi, khususnya karena setiap varian XBB 1.5 muncul itu tidak terjadi di satu klaster, jadi sangat sulit untuk memisahkan apa yang mungkin mendorong, misalnya, peningkatan rawat inap," tutur Dr. John Browntein dari Rumah Sakit Anak Boston.
Peneliti menjuluki varian XBB 1.5 ini sebagai 'varian kraken' karena penularannya yang sangat cepat dan mengindikasikan lebih kebal imun.
Sejauh ini belum ada perbedaan signifikan dalam keparahan yang terindentifikasi antara kasus yang disebabkan oleh XBB 1.5 dan kasus dari varian lain.
Menurut para ahli sejauh ini vaksin booster menjadi salah satu cara yang paling ampuh untuk melindungi diri sendiri dari varian XBB 1.5 ini.
Karena menurut Profesor Barclay ia tidak terlalu peduli dengan dampak virus tersebut pada orang yang telah divaksin.
Ia lebih khwatir jika efeknya itu mempengaruhi orang yang rentan, termasuk yang mengalami gangguan kekebalan tubuh atau yang kurang mendapatkan manfaat dari suntikan vaksin Covid. *
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: