BBM Naik, Puluhan Angkutan Batu Bara Mogok Angkut

BBM Naik, Puluhan Angkutan Batu Bara Mogok Angkut

Barisan puluhan angkutan batu bara di kawasan padat penduduk--

PUTRI HIJAU RU.ID - Kebijakan pemerintah pusat menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) cukup berdampak terhadap sektor usaha jasa angkutan. Kondisi, itu dikeluhkan para pemilik angkutan. Pasalnya, sejak kebijakan penyesuaian harga BBM ini berlaku, tarif jasa angkutan khususnya di sektor kegiatan pertambangan batu bara (BB) tidak dibarengi dengan penyesuaian upah angkut. 

Sementara, kegiatan jasa angkutan dituntut untuk mengkonsumsi BBM jenis Dexlite atau Pertamina Dex yang harganya tidak sesuai dengan upah angkut. Spontan kondisi ini membuat pelaku usaha di sektor jasa angkutan menjerit dan menuntut pihak terkait agar dapat mengeluarkan kebijakan khusus yang bisa membantu kegiatan di sektor jasa angkutan agar tetap hidup.

"Hari ini kita dipaksa harus menggunakan Dexlite atau Pertamina Dex. Sedangkan upah angkut yang kami terima tidak sebanding. Sehingga kami hari ini sepakat untuk mogok bersama," ungkap salah satu pemilik angkutan di Kecamatan Marga Sakti Sebelat (MSS), Matruni.

Diungkapkannya, jasa angkut yang diterima oleh sopir saat ini hanya Rp 240 ribu. Ongkos angkut ini menurut Matruni, tidak sesuai dengan kebutuhan BBM kendaraan yang dituntut harus menggunakan Dexlite atau Pertamina Dex.

BACA JUGA:Berkedok Voucher Hadiah, Toko Elektronik Ini Tipu Konsumen Hingga Puluhan Juta Rupiah

BACA JUGA:Minggu Ini, Polisi Panggil Kepsek dan Komite SMAN 7 BU

"Idealnya ongkos angkut yang kita terima naik menjadi Rp 280 ribu. Kalau hanya Rp 240 ribu kami tidak dapat apa-apa. Habis di operasional minyak. Sedangkan kami selaku pemilik angkutan pribadi ini memiliki beban untuk membayar angsuran. Kalau ongkos tetap segitu, dari mana kita dapat?," terangnya.

Lebih jauh Matruni, berharap keluhan yang dirasakan oleh pemilik angkutan pribadi ini agar segera disikapi. Jika kondisi ini terus dibiarkan maka dipastikan Matruni, para pemilik angkutan pribadi lebih memilih untuk mogok. 

"Harus ada penyesuaian harga. Kalau begini terus lebih baik kami tidak beraktivitas," tandasnya. *

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: