Petani Sawit Kembali Mendapat Cobaan Berat

Petani Sawit Kembali Mendapat Cobaan Berat

YUDI/RU - Sekda MM saat memimpin rapat kerja yang melibatkan pimoinan OPD.--

MUKOMUKO RU.ID - Seluruh petani sawit yang ada di Kabupaten Mukomuko, kembali mendapat cobaan berat dengan anjloknya harga sawit yang terjadi sekarang. Per hari Kamis (7/7) kemarin, seluruh pabrik pengolahan minyak mentah atau crude palm oil (CPO) kembali menurunkan harga pembelian sawit. Mirisnya, pabrik saat ini hanya berani membeli buah sawit milik masyarakat dibawah Rp 1.000 per kilogram (Kg).

Seperti data yang direlease Bidang Perkebuna di Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, untuk pabrik milik PT Sapta, saat ini hanya berani membeli buah sawit sebesar Rp 750, PT KSM sebesar Rp 820, PT MMIL sebesar Rp 840, PT SAP sebesar Rp 930, PT Kas sebesar Rp 820, PT DDP sebesar Rp 840, PT USM sebesar Rp 720, PT BMK sebesar Rp 850, dan PT GSS sebesar Rp 900 per kilo.

“Per hari Kamis ini, hampir seluruh pabrik kembali menurunkan harga pembelian buah sawit milik masyarakat. Bahkan sekarang, dari seluruh pabrik yang beroperasi, tidak ada satupun pabrik yang berani membeli buah sawit masyarakat di atas Rp 1.000,” kata Fungsional Bidang Perkebunan, Sudiyanto, SP.

Ia juga belum dapat memastikan, penyebab anjloknya harga sawit yang cenderung terus menurun sejak beberapa bulan lalu. Namun ia meyakini, dengan anjloknya harga sawit yang ada sekarang maka perekonomian masyarakat terancam lumpuh. Sebab harga sawit menjadi salah satu penompang perekonomian masyarakat.

“Saat ini sudah terlihat, hampir seluruh pasar tradisional sudah mulai sepi. Termasuk para usaha kecil menengah juga terancam gulung tikar karena terkena dampak sepinya pembeli produk yang mereka hasilkan,” katanya.

Sudi juga belum dapat memastikan, apakah harga sawit masih ada peluang turun lagi atau kembali naik. Sebab, hampir seluruh pabrik pengolahan minyak mentah sawit, saat ini juga sudah mengeluh akibat murah dan sulitanya menjual CPO.

“Kalau masalah ini tidak segera diselesaikan, buah sawit milik masyarakayt tidak laku dijual. Mudah – mudahan saja harga sawit kembali naik sehingga perekonomian masyarakat kembali bergairah seperti sediakala atau pada saat harga sawit mahal,” demikian, Sudiyanto. (rel)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: