Pabrik Kesulitan Jual CPO, Harga di BU Mulai Naik
MUKOMUKO RU.ID – Pabrik Kepala Sawit (PKS) milik PT Karya Sawitindo Mas (KSM) Desa Tanjung Alai Kecamatan Lubuk Pinang, sejak sebelum lebaran hingga Selasa (10/5) kemarin, belum bisa menjual produksi Crude Palm Oil (CPO) miliknya. Perusahaan mengklaim, belum ada permintaan dari pembeli CPO. Sehingga stok CPO di tangki timbun perusahaan sudah mencapai 2.223 ton. Jika kondisi tersebut terus berlangsung hingga dua minggu ke depan, pabrik CPO bakal kesulitan menampung Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit dari masyarakat lantaran tidak tersedia tangki penimbunan lain. Hal ini dibenarkan Asisten Kepala PT KSM, Robert Indrianto, saat menerima kunjungan bupati dan wakil bupati (Wabup) Mukomuko bersama rombongan, Selasa (10/5) siang kemarin. “Stok CPO yang ada sekarang, sebanyak 2.223 ton. Tangki timbun kita kapasitasnya hanya 4 ribu ton CPO. Jadi ini maksimal hanya bisa menampung CPO hingga dua minggu kedepan. Setelah itu, jika belum ada juga yang keluar, tangki kita penuh,” kata Robert. Mulai menjelang lebaran hingga Selasa kemarin, baru satu unit mobil tangki yang akan membawa CPO dari PT. KSM, untuk dijual ke pembeli di Padang Provinsi Sumatera Barat. Selain karena pembeli utama CPO produksi PT. KSM belum ada permintaan. Juga karena belum stabilnya harga CPO di Indonesia. “Sebelumnya kita jual ke Wilmar. Karena Wilmar ada masalah, jadi belum tahu kapan bisa beli lagi. Makanya penjualan kita akhirnya juga bermasalah karena belum ada permintaan. Sementara stok CPO kita banyak,” terangnya. Meski demikian, pihaknya masih membeli TBS di pabrik, Rp 2.090 per kilogram, meskipun belum ada aktivitas penjualan CPO seperti biasanya. Kendati begitu, ia tetap menyampaikan ke manajemen PT. KSM. Agar harga beli TBS kembali seperti sebelum turun saat jelang libur lebaran. “Langkah-langkah kedepan soal harga TBS ini, kita sampaikan ke manajemen dengan harapan bisa seperti harga semula. Sehingga kemitraan perusahaan dengan masyarakat ada saling menguntungkan,” pungkasnya. Bupati Datangi Pabrik CPO Sementara itu, Bupati Mukomuko H. Sapuan, SE, MM, AK, CA, CPA, meminta PKS membuat langkah antisipasi. Agar tidak terjadi gejolak di masyarakat, ketika manajemen mengambil kebijakan tidak menerima TBS sementara waktu. Akibat stok yang melimpah, sementara belum ada permintaan pembelian CPO dari rekanan. “Dari kapasitas penyimpanan CPO, setengah bulan kedepan masih bisa tampung. Kalau sudah lebih dari itu, CPO tidak keluar, maka bermasalah. Jangan sampai terjadi gejolak masyarakat ketika pabrik tidak terima buah lagi. Jadi ini harus ada langkah-langkah antisipasi dari pabrik,” tegas Bupati pada saat mendatangi pabrik CPO milik PT KSM. Menariknya, Bupati menilai perusahaan tetap positif sebab masih dapat membeli TBS masyarakat dengan harga terbilang baik, walaupun belum memberikan harga maksimal diperparah kondisi CPO yang belum dijual karena belum ada permintaan. “Paling tidak, itikad perusahaan tetap baik dengan tetap membeli TBS masyarakat. Walaupun belum bisa dijual, ditambah lagi harga CPO pun belum stabil. Ini akan jadi laporan kita ke gubernur, Menteri Pertanian dan juga ke Menko Perekonomin. Supaya pemerintah pusat tahu dan masyarakat tahu terang benderang terkait persoalan ini,” jelasnya. Dari pantauan Radar Utara di lapangan, Bupati bersama tim tiba di PKS PT. KSM sekitar pukul 12.40 WIB. Turut serta Wakil Bupati Mukomuko, Wasri, Asisten II Setdakab Drs. H. Bustari M, M.Hum, Kepala Dinas Pertanian Apriansyah, ST, MT, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Muh. Rizon, S.Hut, M.Si, Plt Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Iskameri, S.Pd, M.Si dan Plt. Kepala Dinas Satpol PP dan Damkar Mukomuko, Jodi, S.Pd, S.IP.
Harga TBS Merangkak Naik SEMENTARA itu, di Kabupaten Bengkulu Utara tepatnya di Ketahun dan sekitarnya, sejak hari Selasa (10/5) kemarin, harga beli TBS di sejumlah Pabrik Kelapa Sawit (PKS) di wilayah Ketrina (Ketahun, Putri Hijau, Napal Putih, Ulok Kupai, Marga Sakti Sebelat dan Pinang Raya) merangkak naik. Meskipun kenaikan yang terjadi, belum signifikan. Kabar positif kenaikan harga beli TBS ini membuat petani optimis dan lega. Informasi yang berhasil dihimpun oleh RU, rata-rata kenaikan harga beli TBS yang terjadi di sejumlah PKS, bergerak ke angka Rp 200/Kg. Hingga hingga Selasa sore kemarin, harga beli TBS terpantau berada diangka Rp 1.800/Kg hingga Rp 2.000/Kg. \"Harga per Senin tanggal 9 Mei, di PT SIL PKS Ketahun - PT K3 2.075/Kg. Alhamdulillah, sudah ada kenaikan meskipun belum signifikan,\" ujar warga Bumi Harjo, Agus Sihardin. Agus berharap, kenaikan harga beli TBS terus merangkak hingga ke harga Rp 3.000/Kg seperti sebelumnya. Jika harga beli TBS terus bertahan seperti kondisi saat ini, petani merasa keberatan. \"Mudah-mudahan terus naik sampai Rp 3.000/Kg. Untuk posisi saat ini, belum cukup aman. Beban operasional yang harus kita tanggung, belum cukup seimbang,\" pintanya. Terpisah, salah satu toke TBS di wilayah Putri Hijau, Ramdani mengakui, harga beli TBS sudah mengalami kenaikan meskipun belum sesuai dengan harapan masyarakat. Ramdani berharap, kenaikan ini dapat dipantau oleh pihak terkait. \"Seperti di PKS PT Agricinal dan PT MPM hari ini (kemarin, Red) sudah diangka Rp 1.800/Kg. Kami berharap pemerintah terus mengawal harga beli TBS hingga kembali normal seperti semula,\" pintanya.(rel/sig)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: