Belum Bergerak, Harga Sawit Masih Rp 2.300/Kg

Belum Bergerak, Harga Sawit Masih Rp 2.300/Kg

MUKOMUKO RU - Sejak seminggu ini, harga sawit di Kabupaten Mukomuko belum bergerak naik maupun turun. Data Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, harga pembelian sawit di pabrik antara Rp 2.050 – 2.300/Kg. Ada satu pabrik yaitu PT USM yang berani membeli buah sawit milik masyarakat dengan harga Rp 2.300/Kg. Sedangkan pabrik pengolahan minyak mentah atau CPO lainnya, masih menerapkan harga di bawah PT USM. Seperti PT Sapta hanya Rp 2.050, PT KSM sebesar Rp 2.230, PT MMIL sebesar Rp 2.200, PT S3 sebesar Rp 2.170, PT SAP sebesar Rp 2.170, PT KAS sebesar Rp 2.200, PT DDP sebesar Rp 2.220, PT BMK sebesar Rp 2.250, dan PT GSS sebesar Rp 2.260/Kg. “Itulah daftar harga pembelian buah sawit saat ini. Namun secara keseluruhanya, terjadi penurunan harga selama seminggu ini. Kalau sebelumnya, harga sawit paling tinggi Rp 2.330 dan sekarang sudah mencapai Rp 2.300/Kg,” kata Plt Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, Apriansyah, ST, MT melalui Kasi Perizinan, Kemiteraan, Budidaya Tanaman Perkebunan, Sudiyanto, SP kemarin. Sudiyanto juga menjelaskan, masyarakat bisa mendapatkan harga pembelian sawit yang ditetapkan pabrik saat ini, sepanjang mereka mau menjual buah sawitnya langsung ke pabrik. Tetapi kalau hasil panen sawitnya masih dijual ke tengkulak atau toke sawit, tentu harganya di bawah dari itu. Meski lebih murah, paling selisihnya tidak banyak, antara Rp 100 -150/Kg. “Selisihnya tidak banyak. Dan sampai sekarang, masyarakat petani sawit lebih senang menjual buah sawitnya ke tengkulak karena tidak terlalu banyak resiko. Tapi kalau menjual langsung ke pabrik, banyak resiko di jalan, belum lagi antrian di pabrik, dan sortiran buah,” jelasnya. Dengan pembelian harga sawit saat ini, masih memberikan nilai plus bagi masyarakat. Apalagi sekarang masih pandemi Covid-19 yang berdampak pada sulitnya perekonomian masyarakat. “Ya harapan kami, harga sawit di Kabupaten Mukomuko terus naik supaya perekonomian masyarakat terus membaik di tengah pandemi Covid-19,” demikian Sudiyanto, dikutip dari SKH Radar Utara, Senin (6/9/21). (rel)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: