PPDI Tidak Berpolitik
AIR DIKIT RU - Pengurus Persatuan Perangkat Desa Indonesia (PPDI) Kabupaten Mukomuko baru menyelesaikan pembentukan pengurus PPDI tingkat kecamatan. Anggota PPDI se-Kabupaten Mukomuko mencapai 1.400 orang lebih tersebar di 148 desa. Di tahun politik ini, organisasi besar ini sangat seksi dan banyak dilirik para politikus. Hal ini disadari sepenuhnya oleh anggota dan pengurus PPDI. Oleh karena itu, anggota dan pengurus PPDI baik tingkat kecamatan maupun kabupaten, telah berkomitmen untuk tidak berpolitik praktis. Hal ini disampaikan oleh sekretaris PPDI Kabupaten Mukomuko, yang juga Sekdes Dusun Baru V Koto Kecamatan Air Dikit, Nyaryadi. Nyaryadi menegaskan, PPDI tidak akan ikut dalam politik praktis. Namun demikian, perangkat desa juga tetap memiliki hak politik untuk memilih dan dipilih. \"PPDI tidak berpolitik, kalau ada anggota yang mendukung calon A atau B, itu sifatnya pribadi,\" sampainya. Dengan dibentuknya pengurus PPDI Kecamatan Air Rami maka di seluruh kecamatan sudah terbentuk PPDI. Ia mengatakan, tujuan dibentuknya PPDI adalah memberikan perlindungan serta berupaya meningkatkan kesejahteraan anggotanya. \"Tujuan PPDI lebih banyak untuk kepentingan anggota dalam bekerja melayani masyarakat,\" katanya. (**)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber:
- Share:
- 1 Breaking News! Korban Longsor di Pantai Karang Pulau Ditemukan
- 2 Resep Marble Cake yang Lezat dan Anti Gagal, Pemula Pasti Bisa!
- 3 Kenapa Suara Terdengar Lebih Merdu saat Nyanyi di Kamar Mandi? Ini Alasannya
- 4 Rekomendasi Produk Eksfoliasi Wajah yang Ampuh Mengangkat Sel Kulit Mati
- 5 Penghujan, Jalan Tanah Merah di Trans Lapindo Babak Belur, Masyarakat Kesulitan Keluarkan Hasil Perkebunan
- 1 Breaking News! Korban Longsor di Pantai Karang Pulau Ditemukan
- 2 Resep Marble Cake yang Lezat dan Anti Gagal, Pemula Pasti Bisa!
- 3 Kenapa Suara Terdengar Lebih Merdu saat Nyanyi di Kamar Mandi? Ini Alasannya
- 4 Rekomendasi Produk Eksfoliasi Wajah yang Ampuh Mengangkat Sel Kulit Mati
- 5 Penghujan, Jalan Tanah Merah di Trans Lapindo Babak Belur, Masyarakat Kesulitan Keluarkan Hasil Perkebunan