DBD Suka Makmur ‘Merampas’ Nyawa Pelajar SD
Reporter:
Redaksi|
Editor:
Redaksi|
Rabu 22-01-2020,13:51 WIB
- Jangan Sepelekan Demam, Aktifkan Jumantik
MARGA SAKTI SEBELAT RU - Lagi, DBD yamg terjadi di Desa Suka Makmur Kecamatan Marga Sakti Sebelat (MSS) menelan korban jiwa, Selasa siang kemarin, Kali ini korbannya adalah Tria, 9 tahun, salah seorang pelajar yang masih duduk di bangku SD, berdomisili di wilayah Dusun WU Desa Suka Makmur.
Informasi yang berhasil dihimpun RU, korban meninggal dunia setelah melawan masa kritisnya saat mendapat perawatan intensif di salah satu RS Kota Bengkulu, beberapa hari lalu.
Dengan munculnya korban jiwa ini, selama Desember 2019 hingga Januari tahun ini, korban jiwa akibat DBD di Desa Suka Makmur berjumlah tiga orang.
\"Korban ini sempat dibawa ke Puskesmas Senin siang lalu. Ketika sampai, kondisinya sudah mengigil atau kritis. Tidak ingin memgambil risiko dan dari hasil pemeriksaan yang kita lakukan,
mengarah ke DBD maka korban langsung kita rujuk ke RS Lagita,\" terang Kepala Puskesmas Suka Makmur, dr Normala Tarigan.
Lanjut Normala, sesampainya di RS Lagita, korban beserta adik laki-lakinya yang sama-sama terkena DBD, langsung mendapat perawatan dan sempat di infus.
Namun kondisi korban belum menunjukkan tanda-tanda positif sehingga RS Pratama KTM Lagita langsung merujuk korban ke RS di Kota Bengkulu.
Sayangnya, setelah menjalani perawatan intensif, keadaan korban terus menurun hingga Tuhan berkehendak lain, korban meninggal dunia pada hari Selasa, siang kemarin.
\"Korban ini terlambat diperiksakan oleh keluarganya. Diperkirakan, korban sudah menderita DBD sejak empat hari sebelumnya, baru dibawa ke Puskesmas dengan kondisi sudah parah.
Tentu ini yang kita cemaskan dari masyarakat, padahal kita sudah imbau. Dalam situasi seperti ini, harus lebih waspada. Jangan sepelakan demam, ketika badan sudah merasa demam, segera periksa ke RS.
Jangan terlambat mendapat penanganan hingga menimbulkan korban jiwa seperti ini. Kita sudah berupaya maksimal, tim medis sudah memberikan perawatan intensif namun Tuhan berkehendak,\" lirih dr Normala yang tak mampu menahan sedihnya.
Sementara ini, Normala menegaskan, pemerintah dan Puskesmas sudah bekerja keras untuk menangani serangan DBD dengan melaksanakan fogging diseluruh lokasi terjadinya kasus yang melibatkan empat desa di wilayah kerjanya, pembagian abate, sosialisasi hingga pemberantasan jentik nyamuk.
\"Segala tindakan sudah kita lakukan. Tinggal masyarakat, konsisten menjaga kebersihan lingkungan dan meningkatkan kewaspadaanya.
Jika menemukan anggota keluarga yang demam, segera periksakan dan bawa ke RS agar segera mendapat penanaganan serius,\" tandasnya.
Terpisah, Camat MSS, Milono, S.Sos, SKM, MM, membenarkan, kabar bertambahnya korban jiwa akibat DBD di wilayah kerjanya itu.
Selama ini, Camat mengaku, pemerintah dan Puskesmas sudah bekerja keras untuk mencegah dan menangani DBD namun disayangkan, dari upaya dan tindakan yang sudah dilakukan, masih timbul korban jiwa.
\"Ini menjadi PR kita bersama untuk konsisten menjaga kebersihan lingkungan dan selalu waspada terhadap gangguan kesehatan yang dirasakan.
Sebaiknya, warga yang merasakan demam, segera mengambil tindakan dengan berobat. Jangan menunggu lama, begitu dengan kebersihan lingkungan, harus tetap konsisten menjaganya.
Selebihnya kita akan laporkan dan koordinasikan bertambahnya korban jiwa ini ke Dinkes BU,\" demikian Milono.
SEMENTARA itu, cara yang paling dianjurkan oleh Dinkes BU dalam memutus perkembangan nyamuk pembawa penyakit mematikan itu yakni dengan melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dan Menutup, Menguras dan Mengubur serta memakai kelambu dan obat anti nyamuk (3M Plus).
\"Jika selama ini masyarakat hanya terfokus dengan fogging, itu sebenarnya tidak terlalu tepat karena foging hanya memberantas nyamuk yang sudah dewasa sementara jentik-jentik nyamuk tetap ada dan bisa menjadi sumber penyakit jika tidak dibersihkan,\" imbuhnya.
Kadis juga meminta di Puskesmas maupun desa agar mengaktifkan Juru Pemantau Jentik (Jumatik), dimana idealnya setiap satu rumah memiliki satu Jumantik yang bisa memantau apakah ada jentik nyamuk atau tidak di rumahnya.
Namun sayangnya, Jumantik ini baru aktif di beberapa Puskesmas dan diharapkan Puskesmas lain bisa mengaktifkan Jumantik.
\"Sebenarnya Jumantik ini bekerja tanpa digaji karena mereka memantau jentik di rumah masing-masing dan bisa mengambil tindakan langsung ataupun melaporkan ke Puskesmas,\" tandas Arief.
\"Saat ini masih musim hujan, masyarakat harus tetap waspada. Selain menjaga kebersihan lingkungan, jikapun akan mengunjungi warga yang terjangkit DBD, pastikan dulu tubuh dalam keadaan fit untuk meminimalisir tertular,\" pungkas Kepala Dinas Kesehatan BU, Samsul Maarief, SKM, M.Kes.
(sig/mae)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: