Gegara Sisrute, Pasien Luka Bakar Nyaris ‘Lewat’
Reporter:
Redaksi|
Editor:
Redaksi|
Rabu 15-01-2020,12:03 WIB
- Bahasan Raker Dewan Bersama Dinkes
ARGA MAKMUR RU - Pasien luka bakar 80 persen dari wilayah Napal Putih, nyaris tewas (Lewat,red) menjadi salah satu poin serius, dalam pembahasan soal layanan Sistem Rujukan Terintegrasi (Sisrute) yang tengah disorot publik itu.
Ini mengait dengan sistem layanan bidang kesehatan serta syarat klaim layanan kesehatan yang tak lagi memberlakukan rujukan manual dari fasilitas kesehatan (faskes) pertama, ketika harus dirujuk ke rumah sakit.
Sementara, migrasi sistem manual ke elektronik itu, dinilai belum mempertimbangkan aspek penunjang di setiap daerah. Seperti keberadaan jaringan internet hingga listrik yang sering byat pet, seperti sering terjadi di Bengkulu Utara (BU).
Kepala Dinas Kesehatan BU, Samsul Ma\'arif, SKM, M.Kes menyampaikan, secara umum Sisrute merupakan sebuah aplikasi terbaru untuk penyelenggaraan pelayanan kesehatan yang mengatur pelimpahan tugas dan tanggung jawab pelayanan kesehatan secara timbal balik, baik vertikal maupun horizontal.
Model ini pun didesain, untuk mendukung alur rujukan bertingkat BPJS. Selain itu, kata dia, ada tiga alasan mengapa aplikasi Sisrute ini dibuat, yakni ruang perawatan penuh, penolakan pasien dan lambatnya pelayanan awal.
Merujuk pada kondisi itulah, aplikasi ini sebagai sebuah solusi percepatan layanan digital. Hanya saja, lanjut dia, dalam praktiknya, revolusi layanan di bidang kesehatan itu menemui beberapa persoalan. Seperti yang terjadi di daerah.
\"Salah satu persoalan yang terjadi di daerah adalah mengait pada kualitas jaringan internet hingga listrik,\" papar Samsul dalam hearing, kemarin.
Tak berbeda, Direktur RSUD Arga Makmur, dr Jasmen Silitonga, Sp.KK, tak menyangkal adanya dilematika dalam penerapan skema anyar yang acap membuat keluarga pasien meradang itu.
Bahkan, kata dia, bisa dikatakan hal yang biasa, petugas medis menjadi sasaran protes karena model penerapan ini.
Dengan adanya pembahasan di tingkat kabupaten ini, Jasmen sepakat, agar dilakukan pembahasan berjenjang akan persoalan-persoalan yang timbul di tataran teknis atas pemberlakuan Sisrute itu.
\"Dengan adanya pembahasan di daerah dan dibawa ke jenjang yang lebih tinggi, saya kira bisa menjadi referensi bagi pemangku kebijakan di bidang kesehatan,\" ungkapnya.
Disinggung soal desakan soal perlakuan khusus? maklum, yang menjadi persoalan dalam sisrute ini adalah pasien yang merupakan peserta Jaminan Kesehatan Nasional (JKN).
Beberapa kasus terjadi, pasien nyaris kehilangan nyawa ketika menunggu rampungnya proses digital yang diproses dari fakses pertama ke rumah sakit rujukan tersebut.
\"Kami sepakat. Dan RSUD siap untuk tetap melayani, meski pun Sisrute-nya belum rampung karena gangguan teknis seperti jaringan internet hingga listrik,\" ungkapnya, diamini manajemen RS Lagita dan RS Hana Charita Arga Makmur itu.
Terpisah, Ketua Komisi I DPRD BU, Febri Yurdiman, SE, usai rapat kerja kemarin menyampaikan, persoalan Sisrute ini dinilai sudah menjadi persoalan daerah.
Khususnya yang masih mengalami persoalan di bidang layanan jaringan internet hingga listrik. Apalagi, lanjut dia, dalam program sosial yang mulai bermigrasi ke sisten non tunai (cashless), mengungkap banyaknya blank spot di daerah ini.
\"Saya kira persoalan ini harus menjadi pemikiran bersama. Dan kami dari legislatif akan menindaklanjutinya secara berjenjang, agar Sisrute ini menjadi kajian pusat juga.
Dan dari hasil rapat kerja hari ini, didapatkan kesepakatan bersama antara Komisi 1 dan Dinkes bahwasanya RS di BU bisa menerima pasien dengan rujukan manual ketika aplikasi Sisrute mengalami kendala teknis dan ini sudah disepakati oleh tiga rumah sakit yakni RSUD Arga Makmur, RS LAGITA, RS Hana Charita,\" pungkasnya.
(bep)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: