Digeruduk Warga UK, PLN Siap Turun!

Digeruduk Warga UK, PLN Siap Turun!

ARGA MAKMUR RU - Terkait persoalan pemadaman listrik yang menjadi masalah klasik di wilayah Kecamatan Ulok Kupai. Senin (6/1) kemarin, warga bersama rombongan kades dan tokoh masyarakat di Kecamatan Ulok Kupai didampingi para Ketua BPD bersama Camat Ulok Kupai, Abdul Sadat, S.Sos, mendatangi kantor ULP PLN Rayon Arga Makmur yang disambut oleh Kepala ULP PLN Rayon Arga Makmur, Khoirul Anwar. Camat Ulok Kupai menyampaikan, kedatangan warganya ke ULP PLN Rayon Arga Makmur ditujukan untuk meminta penjelasan serta solusi dari pihak terkait mengenai persoalan pemadaman listrik yang sudah menjadi penyakit menahun khususnya di wilayah Ulok Kupai. Bahkan kejadian terakhir yang cukup parah dan menimbulkan banyak protes dari warga kata camat, padamnya listrik bertepatan dengan malam pergantian tahun dan itu memakan waktu hampir sehari penuh. Dengan desakan warga dan keluhan yang sudah tak terbendung, kata camat, pihaknya merasa perlu mendatangi PLN dan mendengarkan langsung, alasan pemadaman serta langkah atau solusi yang bakal dilakukan oleh PLN untuk meningkatkan pelayanannya itu. \"Kami ingin mendengar langsung penjelesan PLN sehingga tidak menimbulkan tindakan negatif dari persepsi dan pandangan warga kami,\" ungkap Camat. Ditambahkan, sebelumnya sejumlah warga berniat untuk ikut mendatangi kantor ULP PLN Arga Makmur guna menyampaikan protes, namun pihaknya mengambil jalan tengah sehingga yang datang, hanya kades dan BPD sebagai perwakilan warga. \"Banyak warga yang berencana ikut, namun kita cegah dan itu artinya pihak PLN harus memberikan jawaban yang bisa memberi solusi atas masalah warga di Kecamatan Ulok Kupai sehingga gelombang ini bisa kita minimalisir agar tidak menimbulkan hal-hal negatif,\" pintanya. Masih ditempat yang sama, Ketua Forum Kades Ulok Kupai, Sumarji selaku perwakilan warga, meminta PLN agar menjelaskan penyebab pemadaman menahun dan langkah yang bisa dilakukan, baik dari desa maupun tindakan PLN sendiri dalam mengatasi masalah ini. \"Kami minta penjelesan yang bisa diterima oleh nalar. Karena nantinya, hasil pertemuan ini akan kami sampaikan kepada masyarakat,\" ungkap Kades. Selain itu, dikatakannya, selama ini respon PLN terhadap laporan warga dinilai lambat, saat ada warga yang melapor maka respon PLN, baru dilakukan dikeesokan harinya. \"Tolong pak, berikan jawaban dan solusi. Jangan sampai masyarakat harus kembali merasa hidup dijaman purba, tanpa listrik,\" pintanya. Sementara itu, Kepala ULP PLN Rayon Arga Makmur, Khairul Anwar mengungkapkan, seringnya pemadaman listrik untuk area Kecamatan Ulok Kupai bukan karena kesengajaan namun disebabkan karena perlu waktu mencari penyebab matinya jaringan ini. Selain itu, kata dia, prosesnya cukup panjang karena harus dilakukan bertahap dan untuk Kecamatan Ulok Kupai, masih tergabung dengan gardu jaringan yang ada di Kecamatan Lais. \"Tidak ada unsur kesengajaan, murni adanya gangguan jaringan yang membutuhkan waktu untuk perbaikan,\" jelas Khairul. Ia meminta kepada masyarakat yang mengalami masalah jaringan untuk menghubungi PLN baik melalui call center, petugas terdekat maupun menghubungi manajer langsung, untuk pelayanan teknis. Kondisi terakhir, dijelaskan Khairul, disebabkan oleh 70 persen tanam tumbuh warga yang sudah melewati ambang batas untuk kabel jaringan listrik sehingga perlu perapihan. \"Kita sudah menginformasikan mengenai jadwal pemadaman listrik dan kami minta kepada masyarakat untuk melakukan penebangan pohon yang menganggu aliran listrik di area tersebut, selain tim kami juga turun ke lapangan,\" jelasnya. Ke depan, kata dia, area Lais akan ada pembangunan gardu unit yang difungsikan untuk jaringan listrik area Ketrina sehingga akan ada pembagian untuk jaringan listrik yang berasal dari Lais. \"Tahun ini, kemungkinan pembangunan gardu unit listrik di Desa Lubuk Gedang Lais sudah selesai dan bisa dimanfaatkan untuk mengalirkan listrik area Ketrina dan setidaknya, bisa meminimalisiri pemadaman di area Ulok Kupai,\" tukas Manajer ULP PLN Rayon Arga Makmur ini. (mae)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: