Lelet Penyaluran Anggaran Rp 7,2 Miliar, Menuai Tanya

ARGA MAKMUR RU - Tergopoh-gopohnya penyaluran Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) 2019 lantaran molor selama 3 bulan sehingga belum selesai hingga 2020, terus mendapatkan sorotan. Apalagi, anggaran migrasi program Rastra yang dikelola Bank Mandiri itu, tak sedikit. Dalam tempo 3 bulan mengendap, terhitung Oktober hingga Desember 2019, angkanya mencapai Rp 7 miliar lebih yang semestinya, disalur periodik setiap bulan kepada 22.022 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di daerah. Fasilitas layanan perbankan \"pelat merah\" itu pun mulai disorot. Ketua Komisi I DPRD BU, Febri Yurdiman, kepada Radar Utara menilai, persoalan di 2019 idealnya sudah tak terjadi kembali di tahun ini. Dalih persiapan awal oleh perbankan yang digembar-gemborkan, diminta politisi muda Perindo itu, tak terulang lagi. \"Kami tengah menyoroti soal ini. Tak tertutup kemungkinan, akan dijadwalkan dalam rapat kerja,\" ungkap Febri, kemarin. Dia berharap, implementasi program cashless alian non tunai itu, dapat dikucurkan setiap bulannya. Tindaklanjut atas upaya itu, Febri berharap persiapannya pun memiliki kalender baku sejak pra pendistribusian, mulai dari perbankan dan pemerintah daerah via dinas sosial hingga Bulog, yang digandeng sebagai pihak distributor komoditi beras jenis premium. \"Karena anggarannya sudah jelas. Jadi tak ada lagi persoalannya. Jangan sampai menimbulkan kesan negatif di publik. Bagaimana dengan 22 ribu masyarakat yang menunggu bantuan Rp 110 ribu perbulannya itu,\" tegasnya. Terpisah, Kepala Dinsos BU, Suwanto, SH menegaskan, beberapa catatan dalam program perdana BPNT, diakuinya menjadi bahan evaluasi di daerah. \"Sejatinya, daerah terus mengupayakan pendistribusian BPNT, setiap bulan. Karena mungkin masih perdana, perlu penyesuaian. Baik fasilitas hingga instrumen dasar lainnya. Seperti ada 6.572 KPM yang tertunda, harus tertunda penyalurannya karena belum memiliki kartu ATM. Tapi saat jni sudah clear,\" pungkasnya. (bep)

Sumber: