DLHK Klaim Tak Ada Pencemaran
Reporter:
Redaksi|
Editor:
Redaksi|
Jumat 22-11-2019,16:23 WIB
- Hasil Pengecekan Air Bahang Limbah PLTU
BENGKULU RU - Pasca kematian penyu dan ikan di sekitar area pembuangan limbah Air Bahang Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Bengkulu berkapasitas 2 x 100 Mega Watt (MW) wilayah Kelurahan Teluk Sepang, Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Provinsi Bengkulu mengaku telah melakukan pengecekan.
Ini disampaikan Kabid Pengelolaan Sampah, Limbah B3 dan Pengendalian Pencemaran Dinas LHK Provinsi, Zainubi, SH, Kamis (21/11).
\"Pengecekan yang kita lakukan kemarin (Rabu, red) dalam rangka menindaklanjuti temuan penyu dan ikan yang mati. Dalam pengecekan itu kita mengambil data dan melakukan uji sampel baku mutu air.
Untuk pH (Power of Hydrogen) atau derajat keasaman yang kita uji di lapangan sebesar 8,32,\" ungkap Zainubi dalam konfrensi pers yang didampingi langsung pihak PT Tenaga Listrik Bengkulu (TLB).
Menurutnya, pH 8,32 itu masih dalam standar baku mutu atau ambang batas normal, karena dalam peraturan pH dalam ambang batas normal itu berkisar 6 hingga 9.
\"Kemudian dari sisi salinistas 7,4 yang juga berarti masih terpenuhi. Pada waktu pengambilan sampel, cuaca cerah dan tidak sedang terjadi hujan,\" terang Zainubi.
Dengan demikian, lanjut Zainubi, dari rangkaian uji yang dilakukan dan didukung dengan data maka disimpulkan jika limbah PLTU tidak terduga atau tidak sedang tercemar.
\"Karena baku mutu masih normal sebagaimana ketentuan pada Permen LH No 8 tahun 2009 tentang baku mutu limbah bagi usaha dan atau kegiatan pembangkit listrik tenaga termal,\" ujarnya.
Kemudian, sambung Zainubi, juga ketentuan Kepmen LH Nomor 51 tahun 2004 tentang baku mutu air laut, baik dalam industri ataupun usaha. \"Sejauh ini PLTU baru sebatas melakukan uji coba, resmi beroperasi Februari tahun depan.
Untuk Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) PLTU sama sekali tidak terjadi kebocoran dan IPAL mereka ini menggunakan teknologi canggih,\" kata Zainubi.
Sementara itu, HSE Engineer PT TLB, Zulhelmi Burhan mengapresiasi Dinas LHK yang sering sekali datang untuk memantau dan mengawasi aktivitas PLTU.
\"Sebagaimana yang disampaikan Dinas LHK tadi (kemarin, red), kita saat ini masih dalam tahap konstruksi hingga akhir bulan ini yang capaiannya sudah berada di sekitar 95 persen,\" tegasnya.
Lebih jauh dikatakannya, berkaitan dengan penyu dan ikan yang ditemukan mati dan diduga akibat limbah bahwasanya belum diketahui penyebab secara pasti.
\"Dulu sebelum PLTU diuji coba, juga pernah ditemukan penyu dan ikan lumba-lumba mati. Setelah dicek ternyata bukan karena air limbah kita. Penyu yang mati juga ditemukan di Pantai Panjang dan setelah dibedah isi perutnya terdapat sampah plastik,\" jelasnya.
Ia menambahkan, tapi karena beredarnya isu kematian penyu dan ikan di sekitar limbah PLTU, akhirnya menjadi sorotan. Maka dari itu pihaknya juga tetap lakukan sampling dan setelah diuji hasilnya bagus.
\"Bukan hanya kita, tetapi BKSDA dan Dinas LHK juga sudah lakukan uji. Hasilnya pun tidak jauh berbeda,\" tandas Zulhelmi.
(tux)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: