Disemprot Cairan, Mekar Ngaku Tiga Kali Digagahi

Disemprot Cairan, Mekar Ngaku Tiga Kali Digagahi

  • Berawal dari Kenalan Via Telpon
HULU PALIK RU - Mekar (14 tahun) anak di bawah umur, Warga Desa Taba Padang Kol Kecamatan Hulu Palik, diduga menjadi korban kekerasan dan rencana penjualan anak, secara resmi melapor ke Mapolsek Kerkap didampingi oleh Kepala Desa serta keluarga. Dalam keterangan yang beberkan secara detail kepada Polisi, Mekar menuturkan kronologis peristiwa kelam yang dialaminya. Di hadapan polisi, Mekar menyebut, kejadian bermula pada hari Jumat (10/8) lalu. Kala itu, Ia dijemput salah seorang teman yang pada awalnya dikenal melalui sambungan telpon. Namun uniknya, pertemuan yang menjadi kali ketiganya itu, Mekar mengaku, belum mengetahui nama asli laki-laki yang menjemputnya. Pada saat kencan berlangsung, Mekar diajak jalan-jalan menggunakan motor ke Kota Arga Makmur hingga singkat cerita, ketika hendak pulang, Mekar diajak temannya yang belakangan diketahui merupakan warga di salah satu desa dalam Kecamatan Kerkap tersebut, ke salah satu pondok kebun di Desa Batu Layang kecamatan Hulu Palik. Masih dikisahkan Mekar, sampai di pondok, Ia mengaku sempat disemprot cairan pada wajahnya yang diduga merupakan obat bius, oleh pelaku hingga dirinya mengalami penurunan kesadaran. Dalam keadaan itu, Mekar mengaku disetubuhi oleh temannya itu. Setelah pelaku puas melampiaskan nafsu bejatnya, korban kembali diajak pelaku pulang menuju arah ke rumahnya. Sayang, dalam perjalanan, korban bertemu dengan salah seorang perempuan yang mengaku berinisial Sa dan sudah dikenal oleh Korban pada beberapa bulan, sebelumnya. Dalam pertemuan malam itu, sekira Jam 23.00 WIB, korban kembali disemprot menggunakan cairan oleh Sa yang diduga, cairan serupa dan diajak ke arah Kota Arga Makmur. Hanya saja, saat tiba di Kota Arga Makmur tepatnya di Desa Gunung Selan, korban tidak diajak berhenti, hanya diberikan informasi bahwa Ia, berada salah satu rumah orang tuanya Sa. \"Dio cuman kasih tau, itu rumah ibunya. Karena beralasan rumahnya sudah tutup, saya diajak pergi ke Bengkulu. Namun, dalam perjalanan, di belakang motor yang saya naiki, juga ada mobil yang membuntuti dengan 3 orang laki-laki berbadan besar,\" bebernya. Korban melanjutkan kisahnya saat berada di Kota Bengkulu dan tinggal disebuah rumah bedengan yang tidak ketahui dimana. Namun dalam ingatan korban, lokasi tersebut berada di pinggir pantai. Pada hari Sabtu, rekan yang sempat menyetubuhinya, menemui korban kembali dan mengajak jalan. Pada malam harinya, korban diajak terlapor yang merupakan teman dekatnya tersebut, ke sebuah tempat yang sepi dan mengajak bersetubuh, pada malam itu juga, setelah sampai di rumah Sa sekira jam 3.00 WIB WIB, Sabtu, terlapor kembali menemui korban dan mengajak berhubungan intim di belakang rumah Sa. \"Setiap kali pergi atau disetubuhi, saya disemprot oleh teman saya hingga saya setengah sadar bahkan persetubuhan ketiga kalinya, saya benar-benar tidak sadar dan baru sadar dengan kondisi sudah tidak berbusana di belakang rumah kontrakan,\" bebernya. Di hari Sabtu (12/8) siang, korban melanjutkan, Ia diajak rekannya Sa untuk jalan-jalan ke Pantai Panjang dan korban bertemu dengan salah satu tetangganya. Sementara rekannya Sa, tiba-tiba meninggalkan dirinya berdua pada saat itu. Dalam obrolan itu, korban mengaku ditawarkan pekerjaan oleh tetangganya di Desa Gunung Selan, setibanya di lokasi yang dituju, korban diberikan pekerjaan untuk membantu bisnis penjualan ayam potong. \"Saya kabur, pinjam duit samo kawan di rumah majikan itu dan pulang menggunakan becak. Rencananya, ndak bali ngambik baju tapi sudah banyak orang di rumah,\" kisah anak putus sekolah di hadapan Kapolsek Kerkap, IPDA Bharatungga Daruning Pawuri, STK, kemarin. Di sela mendampingi korban menyampaikan laporan ke polisi, Kades Taba Padang Kol, Masprizal kepada RU mengatakan, pihaknya sudah mendapatkan keterangan langsung dari korban yang mengisahkan secara detail, peristiwa yang dialaminya selama menghilang. Dengan beberapa dugaan dan kejanggalan yang dialami oleh korban, Kades mendesak agar aparat kepolisian dapat mengungkap dugaan kekerasan seksual terhadap anak di bawah umu yang dialami warganya. \"Saya berani melapor karena saya sudah bisa mengambil keterangan dari korban secara detail dan mengimpun beberapa bukti, terhitung sejak korban ditemukan. Makanya, kami mohon dan kami serahkan kepada polisi untuk mengungkap dugaan ini,\" jelasnya. Kapolsek Kerkap, IPDA Bharatungga Daruning Pawuri, STK, ketika dikonfirmasi RU mengaku, penanganan kasus ini telah diserahkan kepada pihak penyidik di Mapolres Bengkulu Utara. \"Kita sudah terima laporannya dan sekarang, kita serahkan ke Polres untuk proses lebih lanjut,\" tandasnya. (sfa)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: