Demi Sesuap Nasi, Harus Berjauhan dengan Anak dan Istri

Demi Sesuap Nasi, Harus Berjauhan dengan Anak dan Istri

  • Lebih Dekat dengan Pedagang Musiman Jelang HUT RI
SALAH satu momen yang ditunggu oleh para pedagang adalah Hari Ulang Tahun (HUT) Republik Indonesia (RI) yang tahun ini, tepat berusia 72 tahun. Inilah yang dimanfaatkan oleh pedagang khususnya pedagang bendera dan sejenisnya. Rela meninggalkan anak istri dengan modal pinjaman di kampung halaman karena kebanyakan pedagang ini, bukan orang asli Bengkulu melainkan datang dari luar pulau yakni dari Pulau Jawa tepatnya Bandung - Jawa Barat. Lantas mengapa memilih BU sebagai objek dagangan dan bagaimana hasil penjualannya? Simak Laporan Berikut, YETI KHUPRIATI - ARGA MAKMUR Tepat pukul 06.00 WIB dini hari, Saepudin, 35 tahun, bersama dengan rekannya, sudah mempersiapkan barang dagangan. Ia memilih lokasi strategis yakni simpang Bundaran Arga Makmur menuju Kantor Bupati Bengkulu Utara (BU). Berbagai jenis bendera sudah tersusun rapi, mulai dari jenis untuk background, baliho, bendera dan bendera kecil untuk motor dan mobil. Sembari menunggu pembeli, Saepudin menikmati sarapan pagi. Ia menikmati siomay yang lewat di lokasi, maklum dari kontrakan, ia belum sarapan karena biasanya di rumah, sarapan sudah dipersiapkan oleh sang istri yang tinggal di Bandung, Jawa Barat. Ia ke Arga Makmur, sengaja berjualan bendera karena tahun, pernah berjualan dan menikmati hasil untuk mendapatkan sesuap nasi demi anak istri di rumah. Hasilnya lumayan sehingga ia kembali membuka lapak dadakan di Arga Makmur untuk mengadu keberuntungan. \"Baru sampai dua hari lalu, langsung cari kontrakan di belakang photo copyan itu, dekat dengan lokasi jualan. Jadi tidak perlu ongkos lagi untuk berjualan, pukul 06.00 WIB kami berangkat dan kembali lagi pukul 18.00 WIB kalau hari tidak hujan,\" jelas Saepudin dengan logat Sunda yang masih sangat kental. Ia mengaku, untuk berjualan bendera ini sudah mengeluarkan modal sebesar kurang lebih Rp 40 juta, berharap modal tersebut bisa kembali karena masih dalam status pinjaman. Untuk harga barang, ia mematok tak terlalu mahal, dari harga Rp 5 ribu sampai dengan harga Rp 350 ribu. Khusus Rp 350 ribu tersebut adalah untuk backround berlambang garuda yang biasanya untuk menghiasi kantor. \"Alhamdulillah, sudah banyak juga yang beli, setiap harinya ada yang beli. Cukuplah untuk kebutuhan anak istri di rumah karena anak saya juga sekolah, butuh biaya yang tidak sedikit,\" ujarnya. Sesekali, ada yang datang hanya untuk sekedar melihat atau menanyakan harga terlebih dahulu, namun menurutnya ada pula yang langsung membeli dan saat ini pembeli kebanyakan masyarakat umum, kalau dari kantor-kantor menurutnya dalam waktu dekat ini karena HUT RI masih menyisakan setengah bulan lagi. \"Barangnya kami bawa langsung dari Bandung, mudah-mudahan habis, kalau habis sebelum tanggal 10 kami mau pesan lagi tapi kalau di atas itu kami tidak jualan lagi, mau langsung pulang saja,\" demikian Saepudin. (**)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: