Terserang Penyakit, Petani Cabe Gigit Jari

Terserang Penyakit, Petani Cabe Gigit Jari

KERKAP RU - Kondisi sulit saat ini sedang melanda sektor pertanian cabai, pada Desa Aur Gading, Kecamatan Kerkap. Dimana lahan pertanian mencapai puluhan hektar yang saat ini ditanami cabe oleh para petani desa setempat, mengalami gagal panen. Ini lantaran kondisi tanaman terserang penyakit kriting pada daun dan buahnya. Belum diketahui pasti penyakit apa yang menyerang pada tanaman masyarakat, hingga mengakibatkan para petani merugi jutaan rupiah itu. Sementara kondisi tersebut hingga saat ini belum kunjung mendapatkan respon dari pihak pertanian. Ali, salah seorang petani desa setempat mengaku lahan pertanian cabe yang saat ini dirinya tanami tanaman cabe seluas dua hektar bisa dipastikan hasilnya tidak sesuai dengan apa yang diharapkan. Pasalnya, kondisi tanamannya tidak tumbuh secara dengan baik. \"Kami sepertinya tidak bisa memanen cabe pada musim tanam kali ini. Semua tanaman cabe kondisinya kriting dan tidak mnghasilkan buah yang maksimal,\" keluhnya. Mirisnya lagi, dengan kondisi hasil panen yang seperti itu, harga jual cabe dipasran juga tengah mengalami penurunan harga alias anjlok dari harga sebelumnya yang stabil di angka Rp 25 ribu keatas saat ini, hanya laku di pasaran sebesar Rp 18 ribu saja. \"Mana panennya tidak bisa maksimal, ditambah lagi harganya juga turun. Ini tentu saja para petani bisa gulung tikar pada musim tanam yang sekarang,\" katanya. Hal ini juga dibenarkan oleh Ketua BPD Aur Gading, Nurlianti ketika dikonfirmasi RU, kemarin. Dirinya juga menyampaikan perlu adanya sinergitas yang baik dari pemerintah dalam upaya mensejahterakan mssyarakat petani ini. Pasalnya, hampir seluruh masyarakat yang ada didesanya perekonomiannya bertumpu pada sektor pertanian sebagai penghasilan pokok masyarakat. \"Kami berharap, dari pihak pertanian bisa turun melihat kelokasi dan memberikan solusi atau upaya pencegahan lain, agar program pertanian masyarakat bisa berjalan dengan baik. Apalagi dalam pertanian, kondisi cuaca yang saat ini sering berubah sangat berpengaruh, tentu saja perlu adanya pengarahan dan sosialisasi yang lebih intens, agar para pertani bisa bertani dengan profesional,\" pungkasnya. (sfa)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: