Nunggu BNPB, APBD Urung, Jembatan ‘Tesangai’

Nunggu BNPB, APBD Urung, Jembatan ‘Tesangai’

ARGA MAKMUR RU - Gagalnya penggunaan dana dari pos anggaran tak terduga (APBD) Pemda Bengkulu Utara (BU) senilai Rp 1 miliar lebih tahun ini, menyebabkan jembatan gantung penghubung 2 kecamatan yang ada di antara Desa Air Banai - Desa Kedu Baru yang ambruk tahun lalu. Hingga saat ini, tak kunjung diperbaiki alias terbengkalai (Tesangai,red). Harapan menggunakan dana pusat dari anggaran tanggap bencana dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), nampaknya baru bisa terealisasi tahun depan. Ini melihat dari ajuan yang telah dilakukan oleh daerah di tahun 2015. Pasalnya, ajuan itu baru diakomodir oleh BNPB untuk pelaksanaan pembangunan pelapis tebing sungai dan jembatan gantung senilai Rp 8 miliar pada tahun ini yang juga, tak kunjung berjalan hingga lewat paruh tahun anggaran berjalan. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) BU, Made Astawa, SP, MM mengatakan, daerah sudah berkoordinasi langsung ke BNPB terkait harapan mendapatkan dana untuk membangun jembatan secara permanen. Langkah itu sudah disampaikan secara langsung dan menyerahkan proposal yang telah disampaikan untuk mendapatkan dana rehab rekon. Hanya saja, hingga saat ini, Made tak menyangkal bahwa tim yang berjanji akan melakukan peninjauan ke lokasi kerusakan jembatan, tak kunjung datang. \"Tahapannya, ada peninjauan dulu oleh tim. Tapi yang jelas, proposalnya sudah diajukan seperti ajuan yang sudah kita lakukan di tahun 2015 lalu,\" kata Made, kemarin. Sekretaris Komisi III DPRD BU, Hermedi Rian, SE, saat dibincangi tentang permasalahan ini mengaku, sangat prihatin dengan kondisi yang terjadi. Politisi PKPI ini mendesak kepada daerah untuk segera mengambil langkah konkret untuk menyikapi kerusakan infrastruktur yang menurut dia, harus diperhatikan oleh daerah. Karena menurutnya, mengkraknya bangunan hingga indikasi pembatalan penggunaan dana tak terduga untuk pembangunan jembatan, akan menimbulkan kesan penumpukan anggaran daerah di tempat-tempat tertentu saja. \"Mengapa dibiarkan, bukannya daerah ada pos anggaran tak terduga dan itu bisa digunakan. Kami mendesak agar proporsi penggunaan anggaran bisa dilakukan oleh dengan profesional, jangan malah numpuk di wilayah-wilayah tertentu saja. Masyarakat BU itu tidak di sana saja, tapi di Kecamatan Kerkap dan Hulu Palik juga ada,\" ketusnya. Tak hanya itu, pos anggaran tak terduga yang sempat akan dikucurkan oleh Pemda BU senilai Rp 1 miliar dan sudah melalui hasil rapat, hingga saat ini, tak kunjung direalisasikan pascaangin segar dari BNPB. Pantauan RU, Pemda BU lebih memilih sikap pusat melalui BNPB yang belum menindaklanjuti ajuan daerah. Sementara, kerusakan jembatan penghubung yang sempat direncanakan bakal dibangun dari anggaran tak terduga senilai Rp 1 miliar dan akhirnya dibatalkan itu, menyebabkan masyarakat di wilayah 2 kecamatan ini, harus menempuh jarak berpuluh-puluh kilometer lantaran tidak ada akses lain yang lebih cepat. Kalau pun mau nekat, masyarakat setempat memilih menyeberangi sungai sepanjang 60 meter itu. Termasuk para guru dan pelajar yang akan bersekolah di setiap paginya. (bep)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: