Prihatin, TKSK Dinsos ‘Boyong’ Nenek Jompo
MARGA SAKTI SEBELAT RU - Malang nasib dialami oleh Tariyem, 80 tahun, jompo berdomisili di Desa Suka Makmur Kecamatan Marga Sakti Sebelat (MSS). Data dihimpun RU, nenek Tariyem, hidup sebatang kara dalam rumah berukuran 2x3 meter tanpa pendampingan dari keluarganya. Terlebih, saat ditemukan dirumahnya yang berada di atas lahan milik desa itu. Tariyem dalam keadaan sakit. Spontan, kondisi ini menarik rasa simpatik atau kemanusiasan salah satu TKSK Dinsos BU yang bertugas di Kecamatan MSS, Siti Aisyah, untuk mengetahui lebih dalam kondisi nenek sebatang kara tersebut. Kepada Siti, lansia tersebut mengaku terpaksa hidup di rumah reot bermateril kayu lantaran kondisi ekonominya. Terlebih, keadaannya yang sudah renta hingga membuat dirinya tidak bisa bekerja mencari uang seperti yang dilakukan orang pada umumnya. Dalam situasi ini, Tariyem mengaku pasrah untuk menikmati sisa umur yang ada dengan hidup seadannya. Tak jarang, untuk mencukupi kebutuhan makannya setiap hari. Tariyem, hanya mengandalkan belas kasihan atau sikap darmawan dari tetangga kanan kirinya. Atas kondisi ini, dikatakan Siti, pihaknya merasa terpanggil untuk mengakukan nenek Tariyem mengikuti usulan program RTLH. Hanya saja, kata Siti, hal tersebut kecil kemungkinan dan tidak bisa dilakukan karena status lahan rumah yang di tinggali nenek tersebut merupakan tanah desa. \"Nenek tersebut saya temukan saat saya melakukan pendataan program RTLH di Suka Makmur. Kondisinya sangat memprihatinkan. Selain kondisinya rumahnya yang tidak layak huni. Ternyata nenek tersebut juga sedang dalam kondisi sakit. Otomatis, saya yang merasa terpanggil langsung berusaha membawa nenek tersebut untuk berobat ke salah satu dokter di Air Muring. Ini hanya upaya saya untuk memfasilitasi nasib para Lansia seperti kondisi yang dialami oleh nenek Tariyem,\" ujarnya kepada wartawan koran ini. Disingung soal rencana ke depan untuk memperjuangkan nasib nenek jompo yang ada di wilayah kerjanya itu, Siti mengaku, akan mengupayakan nenek Tariyem untuk masuk di alam usulan bantuan orang miskin melalui Dinsos BU. Diharapkan Siti, pemerintah desa dan pemkab BU melalui Dinsos BU bisa memberikan perhatian serius kepada nasib nenek Tariyem yang kondisinya sangat memiluhkan itu. \"Belum pernah dapat bantuan. Karena nenek ini tidak dilengkapi syarat kependudukan. Sehingga dalam waktu dekat ini saya akan berusaha membantu beliau untuk mengurus kelengkapan kependudukannya di desa dan mengajukan nenek Tariyem, kepada program usulan orang miskin ke pemkab BU melalui Dinsos. Semoga usulan tersebut bisa diakomodir dan mendapat dukupan penuh dari desa hingga Pemkab BU,\" pintanya. Smeentara, Kades Suka Makmur, Maryono, membenarkan bahwa keberadaan nenek Tariyem, didesanya itu hidup dalam kondisi keterbatasan. Maryono mengaku, sejauh ini belum ada program pemerintah yang menyentuh kehidupan nenek jompo tersebut selain mengandalkan pembanginan jatah Raskin. \"Setahu saya beliau belum pernah mendapat program bantuan. Selama ini nenek tersebut hanya mengandalkan bantuan Raskin. Saya juga kurang tahu kenapa kependudukan nenek tersebut belum tercover oleh desa. Namun untuk menjamin kesejahteraan hidup nenek tersebut ke depan. Kami dari desa akan berusaha membantu melengkapi syarat kependudukan nenek tersebut di desa dan berharap ada bantuan berkesnimbangunan dari pemerintah daerah untuk nenek tersebut,\" jelas Kades. (sig)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: