Kue Putu, Jajanan Tradisional yang Tak Lekang oleh Waktu
Kue Putu, Jajanan Tradisional yang Tak Lekang oleh Waktu--
Suara siulan dari gerobak putu, yang bersumber dari uap yang keluar dari alat kukus bambu, menjadi “tanda memanggil” yang khas dan tidak terlupakan bagi masyarakat.
Membuat kue putu sebenarnya cukup sederhana, tapi membutuhkan teknik khusus.
Bahan utamanya yaitu tepung beras butiran kasar, yang dicampur dengan air daun pandan.
Campuran ini lalu dimasukkan ke dalam cetakan bambu kecil, di tengahnya diberi tambahan gula merah yang sudah diiris.
Proses pengukusan menjadi kunci utamanya.
Cetakan bambu diletakkan di atas lubang kukusan yang mengeluarkan uap panas. Gula merah akan meleleh dan bersembunyi di dalam adonan, memberikan kejutan manis ketika digigit.
Setelah matang, kue putu dikeluarkan dari cetakan bambu kemudian ditaburi parutan kelapa yang sudah dikukus serta diberi sedikit garam supaya rasanya lebih gurih.
Sekarang ini, kue putu bukan hanya bisa dijumpai di gerobak keliling saja.
Banyak kafe dan restoran yang menawarkan kue putu dengan sentuhan modern, seperti putu dengan topping keju, cokelat, maupun es krim.
Walaupun begitu, cita rasa otentiknya tetap menjadi daya tarik utama.
Kue putu mengajarkan kita bahwa kekayaan kuliner tak selalu tentang bahan-bahan mewah, tetapi tentang cerita, tradisi, dan nostalgia yang menyertainya.
Ia menjadi pengingat bahwa di balik kesederhanaan, tersimpan kekayaan budaya yang tak ternilai harganya.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber: