Kue Putu, Jajanan Tradisional yang Tak Lekang oleh Waktu

Kue Putu, Jajanan Tradisional yang Tak Lekang oleh Waktu

Kue Putu, Jajanan Tradisional yang Tak Lekang oleh Waktu--

RADARUTARA.ID- Siapa yang tidak tau kue putu? suara bak orang bersiul nyaring dari gerobak uapnya, aroma pandan yang menggoda, hingga taburan kelapa parut di atasnya adalah memori masa kecil yang manis bagi semua orang. 

Kue putu merupakan jajanan tradisional berwarna hijau dengan isian gula merah cair.

Kue ini bukan sekadar camilan biasa, tetapi menjadi sepotong sejarah, warisan budaya yang terus hidup di tengah gempuran kuliner modern saat ini.

Walaupun sering dikaitkan dengan Jawa, jejak sejarah kue putu nyatanya jauh lebih tua dan lebih luas. 

Beberapa ahli sejarah meyakini bahwa kue putu berasal dari Tiongkok. 

Berdasarkan catatan kuno dari era Dinasti Ming (sekitar abad ke-12 hingga ke-15), ada sebuah hidangan dinamakan putu mayam atau putu cheng yang menyimpan karakteristik mirip dengan kue putu yang kita kenal saat ini. 

Hidangan ini dibuat dari tepung beras yang dikukus dalam bambu dan tambahan isian gula merah.

Lantas bagaimana kue putu bisa sampai ke Indonesia? 

Sejarah mencatat bahwa migrasi pedagang dari Tiongkok ke wilayah Asia Tenggara, terutama Indonesia, memainkan peranan penting. 

Mereka membawa serta budaya, terutama kulinernya. 

Di Indonesia, kue putu mendapat adaptasi dan asimilasi dengan budaya lokal.

Penambahan daun pandan sebagai pewarna alami dan memberi aroma, serta gula merah dan kelapa parut yang berlimpah di tanah air, menjadi ciri khas dan membedakannya dari versi aslinya.

Di Jawa, kue putu menyimpan makna budaya yang lebih dalam. 

Kue ini kerap disajikan dalam acara-acara adat dan ritual karena bentuknya yang unik dan cara memasaknya masih tradisional.

Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News

Sumber: