Legenda 'Sewu Mili' dan Asal Usul Tari Kebo-Keboan yang Terkenal di Banyuwangi

Sabtu 08-02-2025,10:32 WIB
Reporter : Lia Junita
Editor : Septi Maimuna

RADARUTARA.ID - Di pedesaan Jawa, tepatnya di daerah Banyuwangi, terdapat sebuah kisah legenda yang kaya akan nilai-nilai kebudayaan dan tradisi.

Legenda ini terkait dengan sebuah upacara adat yang masih dipertunjukkan hingga kini, yaitu Tari Kebo-Keboan, sebuah tarian tradisional yang menggambarkan hubungan manusia dengan alam dan makhluk gaib.

Salah satu cerita yang menjadi dasar dari Tari Kebo-Keboan adalah Legenda Sewu Mili, yang berhubungan dengan peristiwa mistis yang terjadi di masa lalu dan melibatkan makhluk gaib penjaga alam.

Kisah ini bermula pada masa kerajaan Blambangan di Banyuwangi, sekitar abad ke-17.

Diceritakan bahwa pada waktu itu, daerah Blambangan mengalami kesulitan akibat kekeringan yang berkepanjangan.

Sungai-sungai mulai mengering, pertanian gagal panen, dan sumber kehidupan masyarakat terancam.

Para petani dan nelayan pun merasa kebingungan dan putus asa.

Untuk menyelesaikan masalah ini, raja Blambangan memutuskan untuk mengadakan sebuah ritual besar sebagai wujud permohonan kepada para dewa dan makhluk gaib agar hujan turun dan menyelamatkan kerajaan.

Setelah melakukan berbagai ritual dan upacara adat, seorang pemimpin spiritual atau dukun yang dihormati di desa tersebut meramalkan bahwa agar alam bisa kembali subur, mereka harus menghormati makhluk gaib yang menjaga alam, yaitu Sewu Mili, yang dikenal sebagai Penguasa Alam.

Sewu Mili diyakini sebagai sosok yang memiliki kekuatan luar biasa dan tinggal di hutan-hutan rimba serta pegunungan.

Ia adalah makhluk gaib yang sering muncul dalam bentuk kerbau besar, yang dianggap sebagai penuntun dan pelindung alam sekitar.

Sewu Mili, dalam legenda, memiliki sifat yang sangat misterius. Ia sering muncul di malam hari dengan membawa kerbau-kerbau besar yang terlihat seolah-olah terbuat dari energi alam.

Para sesepuh desa menganggap bahwa hanya mereka yang memiliki hati bersih dan berani yang bisa melihat Sewu Mili.

Maka, sebagai bagian dari ritual untuk memohon pertolongan dari Sewu Mili, masyarakat Blambangan memutuskan untuk mengadakan sebuah upacara yang melibatkan penampilan kerbau-kerbau besar.

Upacara ini dikenal dengan nama Tari Kebo-Keboan, sebuah tarian yang menggambarkan semangat kerbau yang kuat dan perkasa.

Kategori :