RADARUTARA.ID- Tumpeng nasi kuning memiliki sejarah yang erat dengan budaya dan kepercayaan masyarakat Indonesia, terutama di Jawa dan Bali.
Tumpeng bukan hanya makanan, tetapi simbol yang melambangkan rasa syukur, harapan, dan doa untuk kebaikan.
Hal itu juga yang menjadikan tumpeng sebagai pilihan untuk banyak acara spesial orang Indonesia.
Berikut penjelasan tentang sejarah dan makna tumpeng nasi kuning.
BACA JUGA:Liburan Kamu Dijamin Berkesan dan Anti Mabuk Perjalanan, Wajib Coba Trik Ini
BACA JUGA:Mantapkan Barisan, Paslon 'Mahabbah' Gelar Doa Bersama
Asal Usul dan Filosofi
Tumpeng memiliki bentuk kerucut menyerupai gunung, yang berasal dari tradisi animisme dan Hindu-Buddha di Jawa kuno.
Gunung dianggap suci oleh masyarakat kuno karena diyakini sebagai tempat bersemayamnya para dewa dan roh leluhur.
Dengan demikian, tumpeng melambangkan hubungan antara manusia dan alam semesta serta pengharapan pada kekuatan yang lebih tinggi.
BACA JUGA:Jidat Terlihat Lebih Gelap daripada Bagian Wajah Lain, Wajar Nggak Si?
BACA JUGA:Pakai Peeling Serum 5 Menit Emang Boleh? Yuk Simak Penjelasan Berikut!
Makna Filosofis Bentuk dan Susunan Tumpeng
Bentuk tumpeng yang mengerucut menggambarkan doa untuk “meraih yang tertinggi” atau mengarahkan hati dan pikiran ke Tuhan.
Biasanya, tumpeng dikelilingi berbagai lauk-pauk yang melambangkan kesejahteraan dan keberagaman.