Kerap Jadi Sajian Istimewa, Ini Sejarah Panjang Dibalik Nasi Tumpeng

Sabtu 09-11-2024,13:52 WIB
Reporter : Septi Maimuna
Editor : Septi Maimuna

Dalam tumpeng nasi kuning, warna kuning melambangkan kemakmuran, keberuntungan, dan kebahagiaan.

Setelah Islam masuk ke Nusantara, tradisi tumpeng tetap ada namun disesuaikan dengan nilai-nilai Islam.

BACA JUGA:Jangan Sembarangan! Penggunaan Tretinoin Bisa Bikin Wajah Kamu Kusam Loh

BACA JUGA:Tips Agar Makeup Menempel dan Tahan Lama di Wajah

Tumpeng menjadi simbol rasa syukur kepada Tuhan dan sering disertai dengan doa-doa.

Tradisi ini dikenal dengan istilah slametan, yaitu ritual syukuran dengan menyantap tumpeng untuk berbagai keperluan seperti kelahiran, pernikahan, ulang tahun, dan acara istimewa lainnya.

Nasi kuning biasanya dipilih untuk acara istimewa seperti syukuran, ulang tahun, atau pembukaan usaha baru karena warna kuningnya dipercaya membawa energi positif dan keberuntungan.

Nasi kuning dibuat dari beras yang dimasak dengan santan dan kunyit, sehingga rasanya gurih dan lebih kaya rasa dibanding nasi putih biasa.

BACA JUGA:Buah Wangi nan Cantik, yang Ampuh Buat Wajahmu Cerah Bersinar

BACA JUGA:Maskeran Tiap Hari Bikin Glowing atau Malah Bikin Wajah Lebih Cepat Kering? Ini Aturan yang Benar

Dalam budaya Jawa dan Bali, tumpeng sering disajikan dalam ritual yang mengajak seluruh peserta untuk bersama-sama menikmati nasi dan lauk-pauk yang mengelilinginya.

Proses membagikan tumpeng dari puncak ke bagian bawah melambangkan bahwa kebahagiaan atau kemakmuran akan mengalir dari yang tertinggi (Tuhan) kepada seluruh umat manusia.

Kini, tumpeng nasi kuning tetap populer dan sering disajikan dalam berbagai acara penting di Indonesia, dari acara formal hingga perayaan ulang tahun.

Keberadaannya tak hanya sebagai hidangan, tetapi sebagai simbol rasa syukur dan doa baik bagi yang merayakan.

Kategori :