“Syarat pertama meninggalkan dosa itu secepatnya. Syarat kedua menyesalinya. Syarat ketiga berjanji dengan Allah tidak akan mengulanginya lagi. Maknanya jika kamu ingin melihat orang ini taubat atau tidak, dia penuhi ketiga syarat ini,” ujarnya, dilansir dari liputan6.com.
BACA JUGA:Kumpulan Doa saat Cuaca Panas Terik yang Dibaca Rasulullah SAW
BACA JUGA:Bacaan Doa untuk Pengantin yang Bisa Dipraktekkan saat Menghadiri Acara Pernikahan
“Jika dia tidak mengulangi zina lagi, tidak ulangi lagi ribanya, tidak ulangi lagi menipu orang, mencuri, dan apa saja yang menjadi dosa besar, dia iringi dengan penyesalannya, kemufian dia berjanji dengan Allah tidak akan mengulanginya lagi, atau sudab kelihatan tidak mengulangi perbuatan itu, maka niscaya taubatnya diterima,” sambung Ustadz Khalid Basalamah.
Ia menyebutkan, beberapa ulama menambahkan dengan poin keempat, namun tidak dimasukkan ke syarat taubatnya diterima, hanya melengkapi saja. Poin keempat ini yaitu mengisi hari-hari sesudah taubat dengan ibadah.
“Kenapa ada orang sudah berbuat dosa kemudian taubat tapi malah mengulangi lagi? Karena dia tidak ganti waktu-waktu yang biasa digunakan maksiat dulu dengan ibadah,” tutupnya.
BACA JUGA:Rekomendasi 6 Destinasi Wisata di Bengkulu Tengah, Cocok jadi Tempat Healing di Akhir Pekan
BACA JUGA:Lawan Rasa Malas, Ini 3 Cara agar Mudah Bangun Malam untuk Sholat Tahajud
Penjelasan UAS:
UAS juga pernah mendapat pertanyaan yang serupa terkait tanda-tanda Allah menerima atau tidak taubat dari seseorang.
Ia mengutip syarat taubat dari Ibnu Abbas, yakni menyesal dalam hati, ikrar melalui lisan (istighfar), serta berazam dalam hati tidak kembali pada dosa yang lama.
“Maka ciri atau tanda orang diterima taubat ibadahnya ada perubahan dari perbuatannya. Ada berpindah dari yang munkar ke yang ma'ruf. Dari yang batil ke yang betul. Dari yang salah kepada sahih,” kata UAH.