RADARUTARA.ID- Pada musim haji tahun 2024 ini kuota jemaah haji khusus tidak sepenuhnya terserap. Dari total kuota haji khusus sebesar 27.620 orang, sampai sehari menjelang pelaksanaan puncak haji wukuf di Arafah, kuotanya masih tersisa 200 orang.
Hal ini jauh berbeda dengan kuota jemaah haji reguler yang berjumlah 213.320 orang, berhasil terserap 100 persen.
Jemaah haji khusus tahun ini di antaranya dikelola oleh empat user atau konsorsium Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK) di bawa Syarikah Masyariq. Mereka diantaranya, AMPHURI sebanyak tiga ribu sekian jemaah, EBAD sebanyak dua ribuan, HIMPUH seribu lebih dan sisanya MKU (Kasturi dan Aspurindo) sebanyak tiga ribuan jemaah.
Sementara sisanya lagi dikelola konsorsium dari syarikat yang lain Duyuful Bait dan Rawah Mina. Hal ini seperti disampaikan Sekjen Asphurindo Muhammad Iqbal Muhajir. Ia tidak bisa memastikan total jumlah haji khusus yang dikelola konsorsium-konsorsium tersebut.
"Haji reguler sudah sampai nol persen (terserap semuanya). Namun kami mengalami kendala di haji khusus, masih tersisa sekitar 200 kuota. Tentunya ini kami semua berupaya untuk menghabiskan. Namun kendala pesawat, izin terbang, kemarin kami sudah mencoba," kata Iqbal kemarin, Kamis (13/06/2024).
Masalah teknis pemberangkatan memang menjadi kendala bagi PIHK. Mereka berkeinginan menghabiskan sisa kuota tersebut, namun terkendala izin sampai 13 Juni 2024.
"Tanggal 13 Juni sudah tidak terkejar sehingga tidak bisa dihabiskan. Namun sebenarnya untuk pendaftarannya itu sudah lunas semua, tapi secara pemisahan saja masalahnya. Jadi ada yang lunas tunda, kami coba ganti lagi namun ijin terbang dan kesiapan hotel di sini semua pakai sistem E-Haj jadi terkejar," katanya.
"Sistem E-Haj sekarang berbeda, dimana sekarang harus tambah kuota dulu baru bisa kontrak. Kalau tahun lalu kita bisa kontrak sebanyak mungkin baru kita bisa pemisahan," katanya.
Jadi kendala utama tidak terserapnya kuota haji khusus ini karena pertama masalah penerbangan dimana hari tanggal 13 Juni tidak mendapatkan izin terbang. Sehingga tidak bisa diberangkatkan semuanya. Kemudian 200 jemaah tadi ada masalah di sistem E-Haj.
"Mudah-mudahan tahun depan semua kuota ini terhabiskan, nol, jadi tidak ada kuota visa yang tersisa karena bagaimanapun juga antrean yang panjang ini harus kita urai," kata Iqbal.
Iqbal juga mengapresiasi Kementerian Agama yang bisa menaikkan kuota haji khusus tahun ini, dari sebanyak 16 ribuan tahun 2023 menjadi 27 ribuan di 2024. Ini sekaligus menjadi sejarah bagi pemerintahan Indonesia saat ini. Kuota ini menjadi tanggung jawab PIHK.
"Sehingga kami semua ada sekitar 500 PIHK dari 11 asosiasi tentunya bersiap bagaimana meracik, meramu agar kuota semuanya terserap," katanya.
PIHK juga sudah membuat serangkaian persiapan ibadah haji, terutama menjelang wukuf di Arafah. Mereka akan memastikan bahwa seluruh jamaah haji khusus sebanyak 12.680 orang telah tiba di tanah suci dan sudah masuk ke Makkah.
Ketua AMPURI Firman M Mur, mengatakan sudah memastikan kesiapan tenda di Mina untuk pelaksanaan Tarwiyah dan pelaksanaan ibadah di Arafah pada Sabtu, tanggal 9 Zulhijjah/15 Juni 2024 nanti. Tenda jemaah haji khusus juga sudah disiapkan oleh Masyariq.
"Kami melihat bahwasannya Masyariq bersungguh-sungguh untuk mempersiapkan pelayanan ibadah haji tahun ini secara fasilitas dengan cuaca yang sangat ekstrim tahun ini. Kemarin kita berkunjung ke Arafah dan Mina, suhu mencapai 47 derajat Celcius," ujarnya.