"Andaikan di sana ada hewan yang lebih baik, tentunya Allah milih selain kambing. Ini alasannya ulama kalau di kitab-kitab fiqih memang kambing lebih utama ketimbang sapi, alasan lainnya lebih privat," tegas Gus Baha.
BACA JUGA:Walau Terlihat Sepele, Namun 6 Perbuatan Ini Bisa Membuat Rezeki Suami Seret
Gaya-gayaan dan Alasan Kesehatan
Tidak hanya itu, kata Gus Baha, Rasulullah juga berkurban kambing sehingga dari kisah tersebut banyak ulama yang berpendapat lebih memilih kambing untuk kurban dibandingkan hewan lainnya.
Namun, sikap Nabi dan pendapat para ulama tentang keutamaan kurban kambing tersingkir oleh sikap gaya-gayaan kehidupan masyarakat. Ada juga yang beralasan karena daging kambing membuat darah tinggi naik dan efek samping lainnya.
Padahal menurutnya, jika daging kambing dimakan dalam batasan tertentu tidak menimbulkan efek samping. Dampak dari sikap masyarakat tersebut tidak biasa, banyak masyarakat yang awalnya kurban kambing sendirian berubah kurban sapi dengan cara iuran bersama temannya.
Padahal sebelumnya kurban kambing. Banyak juga masyarakat yang tidak mau menerima daging kambing karena alasan kesehatan.
"Semenjak ada gaya-gayaan, di daerah kami semenjak banyak pegawai negeri, orang mapan atau orang kelas menengah, itu menganggap kambing sebuah problem, karena darah tinggi. Ini membuat daging kambing itu susah dibagikan. Semenjak itu mulai ada tren iuran sapi, jadi yang terus menjadi ragu itu ya itu," tutur Gus Baha.*