RADARUTARA.ID- Kematian merupakan satu hal yang pasti. Tidak ada ketentuan usia, kondisi sakit mauoin sehat, segalanya bisa saja bertemh dengan kematiannya.
Pasalnya tak ada yang bisa mengetahui kapan datangnya kematian, sehingga kita disarankan untuk memperbanyak mengingat mati serta menyiapkan diri untuk menyambutnya dengan cara bertobat dan istiqamah dalam beribadah kepada Allah SWT.
Walaupun kematian bisa datang kapan saja dan di usia berapa saja, persiapan menuju kematian juga harus lebih ditingkatkan saat seseorang sedang dalam keadaan sakit keras. Jika ada anggota keluarga yang sedang sakit, ada beberapa hal yang wajib kita lakukan jika terlihat adanya tanda-tanda datangnya ajal.
BACA JUGA:Rekomendasi Hp Paling Dicari di Bulan Februari 2024, Spek Menantang Mulai Rp3 Jutaan
Ternyata ada 4 hal yang seharusnya dilakukan seseorang terhadap anggota keluarga yang tengah mengalami naza’ atau sakaratul maut. Keempat hal tersebuy yakni:
1. Memposisikan orang tersebut tidur miring ke sisi badan arah kanan untuk menghadapkan wajahnya ke arah kiblat. Jika hal ini dirasa sulit maka menelentangkannya dengan posisi kepala sedikit diangkat sehingga wajahnya akan menghadap ke kiblat. Begitu juga dengan kedua ujung kakinya yang disunahkan untuk dihadapkan ke arah kiblat.
2. Disunnahkan mengajari (men-talqin) orang yang tengah menghadapi sekarat dengan kalimat syahadat yaitu lâ ilâha illallâh dengan cara yang halus serta tidak memaksanya untuk ikut menirukan ucapan syahadat tersebut. Hanya mentalqin secara berulang-ulang memperdengarkan kalimat lâ ilâha illallâh di telinganya tanpa harus menyuruh untuk mengucapkannya.
BACA JUGA:Besaran Zakat Fitrah 2024, Baznas Bengkulu Utara Tunggu Fatwa MUI
3. Disunnahkan membacakan surat Yasin kepada orang yang sedang menghadapi sekarat.
4. Orang yang tengah mengalami sakit dan merasakan sudah adanya tanda-tanda kematian ia disarankan untuk berbaik sangka (husnudhan) kepada Allah SWT.
Saat dalam keadaan seperti ini yang terbaik ia lakukan yaitu membuang jauh-jauh bayangan dosa dan kemaksiatan yang sudah ia perbuat. Sebaliknya ia disarankan untuk membayangkan bahwa Allah akan menerimanya dan mengampuni segala dosa-dosanya.*