BACA JUGA:Tidak Boleh Sembarangan, Begini Tata Cara Mandi Junub Sesuai Ajaran Islam, Umat Muslim Wajib Tahu
Cara Carok
Carok bisa dilakukan dengan dua cara, yakni ngonggai dan nyelep. Ngonggai adalah menantang lawan secara terang,-terangan dengan datang langsung ke rumahnya. Atau dengan nyelep, yaitu menyerang lawan dari samping atau dari belakang saat dalam keadaan lengah.
Di sisi lain, carok juga dapat terjadi mendadak tanpa ada persiapan alias spontan. Ini, bisanya terjadi apa bila terjadi pelecehan diri secara tiba-tiba.
Selanjutnya, caronsecara terang-terangan memiliki tiga syarat yaitu kadigdajan, tampeng sereng dan banda. Kadigdajan artinya, pihak yang akan carok harus punya kesiapan fisik dan mental, minimal bela diri dan keberanian. Tampeng sereng berarti memiliki tubuh yang kebal.
BACA JUGA:7 Weton Paling Hoki dan Pintar Mencari Cuan, Rezekinya Tak Pernah Seret
Sedangkan badan merupakan biaya yang harus disiapkan untuk memulai carok dan menanggung biaya setelahnya. Dan banda sendiri, adalah untuk membayar mantra tubuh kebal, biaya ritual kematian, dari pelaku yang terbunuh dan sebagai meringankan hukuman pada putusan pengadilan.
Perlu diketahui, bahwa carok hanya akan terjadi apa bila pihak keluarga yang akan berkelahi mendapat persetujuan dari keluarga. Selain, itu Carok juga harus dilakukan di tempat sepi dan sulit dijangkau.
Selanjutnya, sebelum carok dimulai biasanya akan diadakan tukar clurit dan penyampaian pesan kepada keluarga masing-masing apa bila terbunuh.
BACA JUGA:Ijazah Amalan Asma Kurung dari Gus Iqdam Agar Terbebas dari Guna-guna dan Cobaan yang Bertubi-tubi
Proses Pemakaman
Pada masyarakat Madura, carok dimaknai bahwa bentuk pertahankan harga diri terutama dalam perkasa suami terhadap istrinya. Dan Carok sendiri, adalah lambang kekuasan suami kepada istrinya sehingga berani.
Selanjutnya Carok juga menjadi pembentuk budaya pemukiman masyarakat Madura. Dari segi status sosial, carok dijadikan Salar untuk memperoleh kekuasaan dan mengembangkan kekuatan bagi kerabat dan lingkungan sosial.*