Padahal areal yang dimaksud itu ada di dalam tengah hutan dan tidak ada polusi. Di sisi lain, kata Dwikorita, diperkirakan Cp2 di wilayah perkotaan juga akan ikut melonjak hingga menyebabkan adanya selubung gas rumah kaca di atmosfer.
Kondisi, itu pun mengakibatkan radiasi matahari terhambat saat kembali ke angkas. Dan akhirnya, bumi akan mendapatkan dampaknya, termasuk Indonesia. Misalnya seperti es puncak Jayawijaya yang diperkirakan akan punah di tahun 2025 sampai cuaca ekstrim yang terus terjadi.
"Untuk itu BMKG melakukan pelatihan adaptasi perubahan iklim, meningkatkan literasi iklim untuk masyarakat, serta memperluas penerapan transformasi energi dari energi fosil ke non fisik," demikian Dwikorita.*