RADARUTARA.ID - Dalam kepercayaan masyarakat Jawa kuno terdapat legenda tentang 9 Sanghyang Penguasa Tanah Jawa. Kesembilan sanghyang ini dianggap sakti serta memiliki keilmuan yang sangat tinggi bahkan sulit untuk dihadapi oleh siapapun tanpa.
Salah satunya yaitu Sanghyang Lodaya, memiliki nama asli pangeran lalarogakusuma diagram yang memiliki keilmuan pamacan atau menguasai elemen api. Dalam bahasa Sunda beliau lebih dikenal dengan maung.
Dahulunya Sanghyang Lodaya bersemayam di gunung Patuha yang merupakan gunung tertua di tanah Jawa. Ada sebuah kisah tentang pertarungan antara Sanghyang Lodaya melawan pasukan dari Syekh Hasyim bahadur yang merupakan sosok Jin muslim beserta pasukannya yang menduduki wilayah ujung kulon.
Ketika itu para Sanghyang merasa terusik oleh pasukan dari Syekh Hasyim bahadur yang pada akhirnya Asta dewa memutuskan Sanghyang Lodaya untuk menghadapi pasukan dari Syekh Hasyim bahadur.
BACA JUGA:Kisah Cinta Terlarang Asta Dewa dengan Nyi Roro Kidul Hingga Lahirnya Jaya Dharma
Singkat cerita terjadilah sebuah pertempuran satu lawan satu antara Sanghyang Lodaya melawan Syekh Hasyim bahadur yang terjadi di ujung kulon.
Pertarungan tersebut berlangsung dengan sengit, ketika itu Sanghyang Lodaya mengeluarkan semua pasukannya untuk menyerang Syekh Hasyim bahadur namun tidak ada satupun dari serangan tersebut mampu menembus pertahanannya.
Untuk melawan hal tersebut si Hasyim bahadur kemudian mengambil sebuah kayu stigi, dimana kayu tersebut merupakan bahan dari pembuatan tasbih.
Syekh Hasyim bahadur kemudian memukul tubuh dari Sanghyang Lodaya sebanyak 7 kali yang membuatnya tumbang kemudian ditarik oleh jaya wiseso yang merupakan anak dari Asta dewa. Lantas Sanghyang Lodaya kemudian dibawa ke gunung Patuha oleh jaya wiseso untuk disembuhkan.
Setelah kekalahan tersebut kemudian Sanghyang Lodaya memutuskan untuk memeluk agama Islam secara diam-diam. Mengetahui hal tersebut Asta dewa mengutus Sang hyang braja Dharma untuk mengusir Sang hyang Lodaya dari gunung patuhan karena dianggap telah berbeda ajaran.
BACA JUGA:9 Sanghyang Tak Kasat Mata yang Diyakini Sebagai Penguasa Tanah Jawa
Terjadilah pertarungan antara Sanghyang braja Dharma melawan Sanghyang Lodaya pertarungan mereka berlangsung sangat sengit bahkan menyebabkan gunung Patuha meletus pada abad ke-9.
Untuk menghindari perselisihan yang berkepanjangan Sanghyang Lodaya memutuskan untuk meninggalkan gunung Patuha, dalam perpindahannya tersebut Sanghyang Lodaya tinggal sementara di gunung Sancang, yang kemudian ia memutuskan untuk membuat sebuah istana di gunung ceremai.
Saat itu Sanghyang Lodaya menjadi pemimpin dari pasukan maung dan panglima perang gaib dari barisan prabu Siliwangi di tanah Pajajaran.
Itulah kisah singkat dari perjalanan Sanghyang Lodaya yang pada akhirnya memutuskan untuk memeluk Islam dan menjadi panglima perang gaib dari prabu Siliwangi di tanah Pajajaran.*