RADARUTARA.ID- Dalam konferensi pers yang dirilisnya pada Jumat (8/9), lalu. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan prakiraan kondisi musim hujan di tahun 2023-2024 akan mengalami keterlambatan atau mundur dibanding dengan biasanya.
Dalam kesempatan, itu BMKG menjelaskan, bahwa sifat curah hujan pada umumnya diprediksi akan normal dengan klimatologi secara umum.
"Jadi pada prinsipnya musim hujan di tahun 2023-2024 ini akan berlangsung mundur. Awal mulainya juga tidak serentak. Sekitar bulan November-Desember," ungkap Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati dalam konferensi pers daringnya.
BACA JUGA:Ini Arti Nama Anak Sisca Kohl dan Jess No Limit, Ternyata Menyimpan Makna yang Dalam
Akan tetapi, Dwikorita Karnawati, mengatakan, ada 22 zona musim diprediksi akan mengalami musim hujan yang lebih awal.
"Ada wilayah yang lebih maju dan ada juga yang lebih lambat mengalami musim hujan," imbuhnya.
Berikut wilayah yang dimaksud diantaranya ada Aceh bagian Utara, daerah Jambi bagian Barat, daerah Jawa Timur, daerah Kalimantan Timur, daerah Sulawesi.
BACA JUGA:Jangan Sampai Nyesal, Kini Google Bagi-bagi Saldo DANA Gratis hingga Rp600.000, Buruan Gassken!
Dilanjutkan dengan daerah Gorontalo bagian selatan, daerah Sulawesi Tengah, daerah Sulawesi Selatan, daerah Maluku bagian Barat, daerah Papua Barat dan Papua.
"Yang normal sekitar 8 persen, ada juga yang sedikit maju, namun sebagian besar lebih lambat dari keadaan normal," bebernya.
Di sisi lain, Dwikorita Karnawati, menegaskan, poin penting dari perubahan iklim ini masyarakat diharapkan agar mewaspadai atau antisipasi bencana hidrometeorologi yang diprediksi akan dimulai sekitar bulan November.
"Hidrometeorologi basah, yakni banjir bandang, puting beliung dan longsor. Itu di sekitar bulan November sudah dimulai dan puncaknya bulan Januari-Februari 2024," imbau Dwikorita Karnawati.*