RADARUTARA.ID - Kota Pontianak identik dengan Katulistiwa, dimana kota ini menjadi salah satu kota yang dilalui garis khatulistiwa, garis lintang nol derajat atau biasa disebut sebagai equator.
Di kota inilah dibangun sebuah menara yang diberi nama Tugu Khatulistiwa, sebuah menara yang di bangun oleh tim ekspedisi geografi yang dipimpin seorang ahli berkebangsaan Belanda.
Tugu Khatulistiwa tersebut terletak di Jalan Khatulistiwa, Kecamatan Pontianak Utara, Kalimantan Barat. Menuju tugu ini dapat ditempuh sekitar 30 menit dari pusat Kota Pontianak.
Tugu ini dibangun sekitar tahun 1928 dengan menggunakan ilmu astronomi. Pengukurannya pun dilakukan oleh para ahli geografi saat itu tanpa menggunakan alat-alat yang canggih seperti satelit maupun GPS.
Para ahli ini hanya berpatokan pada garis yang tidak smooth (garis yang tidak rata atau bergelombang) dan berpatokan pada benda-benda alam seperti rasi bintang.
Menurut sejarah, dikutip dari Bijdragen tot de geographie dari Chef Van den topographischen dienst in Nederlandsch, pada tahun 1928 telah datang di Pontianak satu ekspedisi Internasional yang dipimpin oleh seorang ahli Geografi berkebangsaan Belanda.
Saat itu, mereka menentukan titik/tonggak garis equator di Kota Pontianak. Namun pembuatan tugu tersebut, ada beberapa kali dilakukan perombakan dengan konstruksi sebagai berikut:
Pertama dibangun tahun 1928 berbentuk tonggak dengan anak panah. Kemudian, Tahun 1930 disempurnakan, berbentuk tonggak dengan lingkarang dan anak panah.
Pada Tahun 1938 dibangun kembali dengan penyempurnaan oleh Opzicter/architech Friedrich Silaban. Tugu asli tersebut dapat dilihat pada bagian dalam.
Dan direnovasi kembali ditahun 1990, dengan pembuatan kubah untuk melindungi tugu asli serta pembuatan duplikat tugu dengan ukuran lima kali lebih besar dari tugu yang aslinya.
Setelah dianggap sempurna, tugu tersebut diresmikan pada tanggal 21 September 1991.
Ukuran tugu Khatulistiwa sendiri terdiri dari 4 buah tonggak kayu belian (kayu besi), masing-masing berdiameter 0,30 meter, dengan ketinggian tonggak bagian depan sebanyak dua buah setinggi 3,05 meter dan tonggak bagian belakang tempat lingkaran dan anak panah penunjuk arah setinggi 4,40 meter.
Kemudian lingkaran yang di tengahnya terdapat tulisan EVENAAR (bahasa Belanda yang berarti Equator) sepanjang 2,11 meter. Panjang penunjuk arah 2,15 meter.