Mbah Moen Ungkap Hidup di Alam Kubur Sama Seperti di Dunia, Cek Disini Penjelasan Selengkapnya

Minggu 27-08-2023,03:33 WIB
Reporter : Fauziah Rahimi
Editor : Septi Maimuna

RADARUTARA.ID - Ziarah kubur menjadi salah satu kebiasan yang dilakukan ketika momen peringatan hari raya Idul Fitri atau saat memasuki bulan Syawal.

Umumnya dilakukan di hari raya Idul Fitri sesudah bersilaturahmi dengan keluarga serta sanak saudara terdekat.

Bahkan ada pula yang melaksanakan ziarah kubur di akhir bulan Sya'ban sebelum menunaikan ibadah puasa di bulan Ramadan.

Mbah Moen menyampaikan hubungan antara manusia yang hidup dengan yang di alam kubur.

Menurutnya, kuburan merupakan akhirat sementara di dunia, lantaran masih bisa diziarahi.

"Jadi kuburan sementara itu akhirat, namun masih di dunia, kenapa masih disebut di dunia? Pasalnya masih diziarahi," terang Mbah Moen.

"Itu sebabnya masih di talqin, dibacakan tahlil, seperi menurut ahli sunnah wal jama'ah," lanjutnya.

BACA JUGA:Menurut Perhitungan Primbon Jawa, Ini Tanggal Lahir Perempuan yang Terbukti Setia dengan Satu Pasangan

Adapun pula orang yang tersiksa di kuburan, kata Mbah Moen merupakan yang anaknya kerap melakukan maksiat di dunia, hingga tidak mengirimkan doa.

"Orang akan tersiksa di kuburan apabila anaknya berbuat maksiat, karena tidak tau atau bahkan tidak pernah mengaji, tidak pernah berziarah ke kubur, tidak pernah mengirimi Al-Fatihah, bahkan seperti di zaman sekarang ada yang anti selametan," ungkap Mbah Moen.

Mbah Moen menyampaikan, hidup di alam kubur itu serupa hidup di dunia, walaupun tidak di dunia.

"Hidup di alam kubur itu sama seperti hidup di alam dunia, masih belum mati, namun sudah tidak di dunia lagi, dan juga tidak di kiamat," kata Mbah Moen.

"Jadi berada di tengah-tengah, itu sebabnya dinamakan barzah, jadi barzah itu letaknya antara dunia dan akhirat," lanjutnya.

Bahkan Mbah Moen mengungkapkan ada orang di alam kubur yang merasakan nikmat dan susah, merasakan nikmat apabila diziarahi dan dikirimi doa.

"Orang yang ada di alam kubur itu terkadang masih bisa diberi nikmat, diberikan susah, awalnya tidak nikmat lalu tiba-tiba diziarahi anaknya dikirimi do'a hingga akhirnya merasakan nikmat," tutup Mbah Moen.*

Kategori :