RADARUTARA.ID - Seorang Mukmin akan selalu hadir dalam perilaku dan tindakan sebagai bukti ketaatannya kepada Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam (SAW). Nabi akhir zaman panutan umat manusia seluruh jagat.
Apalagi bagi umat Islam, yang setiap kali menyelandungkan Shalawat Nabi. Suatu anjuran dalam diri setiap Muslim yang mengagungkan namanya.
Seperti halnya KH Maimoen Zubair merupakan salah satu ulama Nusantara yang kerap memberikan ijazah, baik berupa doa amalan maupun wirid.
Meskipun telah tiada, Mbah Moen selain memberikan ijazah doa juga tak jarang menuturkan nasihat seputar perilaku terpuji, agar bisa mencapai kebahagiaan dunia dan akhirat.
BACA JUGA:Berada di Daerah Terpencil, Suku Semuong Kehidupannya Tersingkir dari Realitas Dinamika Pembangunan
Khususnya perihal rezeki, Mbah Moen beberapa kali menyampaikan nasihat dan amalan yang berkaiatan dengan urusan tersebut.
Bicara soal rezeki dunia, Mbah Moen mengungkapkan jangan khawatir, Dunia akan mengikuti Akhirat
Demikian sifat dunia dan akhirat, Jika kita mengejar akhirat maka dunia akan mengikuti, begitu pula sebaliknya jika kita mengejar dunia maka akhirat tidak akan mengikutinya.
عَنْ أَبِى هُرَيْرَةَ عَنِ النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ تَسَمَّوْا بِاسْمِى وَلاَ تَكْتَنُوْا بِكُنْيَتِى ، وَمَنْ رَآنِى فِى الْمَنَامِ فَقَدْ رَآنِى ، فَإِنَّ الشَّيْطَانَ لاَ يَتَمَثَّلُ فِى صُوْرَتِى ، وَمَنْ كَذَبَ عَلَىَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّأْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِBACA JUGA:Tuah Surat Al Insyirah Ayat 5, Ayat Alquran Pembuka Pintu Rezeki Paling Ampuh
Dari Abu Hurairah ia berkata, Aku mendengar Nabi Saw. bersabda :
"Berikanlah nama dengan namaku dan jangan dengan julukanku. Karena barang siapa melihatku dalam mimpinya sungguh dia benar-benar telah melihatku, karena setan tidak sanggup menyerupai bentukku. Dan barang siapa berdusta terhadapku, maka hendaklah ia persiapkan tempat duduknya dalam Neraka." (H.R. Bukhari no .110).
Dari Zaid bin Tsabit radhiyallahu ‘anhu beliau berkata: Kami mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
(( مَنْ كانت الدنيا هَمَّهُ فَرَّق الله عليه أمرَهُ وجَعَلَ فَقْرَهُ بين عينيه ولم يَأْتِه من الدنيا إلا ما كُتِبَ له، ومن كانت الآخرةُ نِيَّتَهُ جَمَعَ اللهُ له أَمْرَهُ وجَعَلَ غِناه في قَلْبِه وأَتَتْهُ الدنيا وهِيَ راغِمَةٌ“Barangsiapa yang (menjadikan) dunia tujuan utamanya maka Allah akan mencerai-beraikan urusannya dan menjadikan kemiskinan/tidak pernah merasa cukup (selalu ada) di hadapannya, padahal dia tidak akan mendapatkan (harta benda) duniawi melebihi dari apa yang Allah tetapkan baginya. Dan barangsiapa yang (menjadikan) akhirat niat (tujuan utama)nya maka Allah akan menghimpunkan urusannya, menjadikan kekayaan/selalu merasa cukup (ada) dalam hatinya, dan (harta benda) duniawi datang kepadanya dalam keadaan rendah (tidak bernilai di hadapannya)“*