RADARUTARA.ID - Pencak silat adalab seni bela diri khas Indonesia yang sudah mendunia hingga diakui oleh UNESCO. Ilmu bela diri pertama kali muncul pada zaman kerajaan kuno atau kira-kira pada abad ke-7.
Di awal perkembangannya, gerakan dalam pencak silat cuma mencakup gerakan tangan dan kaki saja, namun seiiring perkembangan waktu, gerakan silat menjadi lebih bermacam.
Seusai dari zaman kerajaan, pencak silat juga berkembang pada masa kolonial penjajah. Di zaman itu, para pendekar turut serta bertarung dalam upaya mencapai kemerdekaan Indonesia.
Karena ada banyak momen yang melibatkan pencak silat ini kemudian banyak terlahirlah pendekar-pendekar silat yang hebat dan l namanya menjadi melegenda sampai sekarang ini.
BACA JUGA:Ritual Suku Toraja yang Sangat Erat dengan Mistis, Sebelum Dimakamkan Jasad Harus Didandani
Ini dia top 3 pendekar silat terhebat seIndonesia.
1. Mbah Khair
Mbah Khair adalah pendekar yang menciptakan aliran pencak silat Cimande Bogor pada tahun 1760. Pada alirannya, Mbah Khair menciptakan jurus dari gerakan monyet memegang ranting. Lalu ia namakan dengan jurus pamacan, pamonyet serta pepedangan.
Ciri khas daei Mbah Khair yaitu kerap mengenakan kampret dan celana pangsi berwarna hitam dengan ikat kepala warna merah. Konon katanya, Mbah Khair ini asalnya dari Kampung Badui dengan sanad ilmu silatnya berasal dari seorang panglima perang pada zaman Kerajaan Sunda yang bernama Abah Bugis.
BACA JUGA:Pemilik 11 Weton Tulang Wangi Disarankan Banyak Berdzikir saat Malam 1 Suro, Ini Alasannya
2. Ki Ngabei Ageng Soerowirdjo (Eyang Suro)
Ki Ngabei Ageng Soerowirdjo atau Eyang Suro adalah pendiri aliran pencak silat Setia Hati. Di masa kecilnya, Eyang Suro yang asalnya dari Surabaya ini pertama kali belajar ilmu pencak silat ketika sedanv mengaji di Pondok Pesantren Tebu Ireng, Jombang.
Ketika beliau pindah ke Bandung, dia berkesempatan untuk menambah kemahirannya dalam ilmu pencak silat. Lalu ketika kembali lagi ke Surabaya, Eyang Suro bekerja sebagai polisi dan setelah itu mendirikan perkumpulan Sedulur Tunggal Kecer yang bernama aliran Joyo Gendelo.
Setelah beberapa tahun berlalu, nama itu kemudian berganti menjadi Persaudaraan Setia Hati yang pusatnya terletak di Madiun. Dan setelah itu Eyang Suro bersama anggotanya ikut serta untuk bertarung pada masa penjajahan.