"Dulu disini (Rama Agung) ada 100 KK, dan di Sumber Agung itu kalo gak salah ada 90 KK," Kata Iluk.
Dikatakan pula oleh Perempuan yang saat ini berusia 83 tahun itu, Pada saat itu ketika sampai di Desa Rama Agung dirinya bersama dengan orang-orang Bali lainya diberikan tanah oleh pemerintah seluas 1 Hektar lebih, di tanah tersebut juga sudah di sediakan bahan bangunan untuk membangun rumah.
"Dapat Tanah itu 1 Hektare lebih dan bahan bangunan jadi kami membangun sendiri rumahnya," Ungkapnya dengan Ramah.
Pada saat itu, disampaikannya pula Kondisi Desa Rama Agung masih seperti hutan belantara dengan banyak pohon besar serta rumput ilalang yang tinggi, akibatnya untuk bertahan hidup sangat sulit.
"Pas baru pertama tiba kami juga diberikan bantuan beras selama satu tahun oleh pemerintah, akan tetapi sempat macet pada bulan ke 2 , jadi sangat sulit untuk bertahan hidup dan kami harus bekerja apa saja, yang penting bisa makan," sampainya.
BACA JUGA:7 Merek Minyak Goreng Berkualitas, Nomor 3 Milik Sejuta Umat
Akibat kesulitan tersebut, Iluk Mengungkapkan banyak teman - temanya yang tidak sanggup bertahan, akhirnya juga yang memilih menjual kembali tanah yang diberikan tersebut untuk ongkos kembali lagi ke Bali.
"Banyak juga yang gak kuat, karena cari kerjaan sulit, beras bantuan juga macet, jadi akhirnya ada yang kembali lagi ada juga yang pergi ke Kabupaten lain untuk mencari pekerjaan agar bisa bertahan hidup," ungkapnya.
Di zaman sulit itu pula, masih Iluk, banyak teman - teman mereka yang ditempatkan di Desa Sumber Agung menderita penyakit aneh dan tidak bisa disembuhkan yang akhirnya membuat mereka meninggal Dunia, anehnya walapun beberapa kali mencoba untuk menghilangkan penyakit tersebut tak kunjung berhasil dan malah menyerang warga lainya.
"Akhirnya setelah tidak hilang - hilang, pada saat itu pemerintah memutuskan untuk menyembelih satu ekor kambing dan satu ekor sapi, barulah gak ada lagi penyakit itu,