RADARUTARA.ID - Gerhana Matahari hibrida adalah kombinasi antara Gerhana Matahari sebagian dan Gerhana Matahari total. Fenomena langka ini bisa disaksikan di Indonesia pada Kamis, 20 April 2023.
Ketika Gerhana Matahari terjadi, Bulan akan berada di antara Bumi dan Matahari. Sehingga cahaya matahari di permukaan bumi akan ditutupi oleh Bulan baik secara sebagian atau menyeluruh.
Secara ilmiah, gerhana matahari merupakan fenomena alam yang menarik dan berguna bagi pengamat astronom untuk mempelajari atmosfer Matahari dan efeknya terhadap bumi.
Sebab, ketika terjadi gerhana, para ilmuwan akan lebih mudah mengamati atmosfer Matahari dibandingkan dengan momentum lainnya. Selain itu, gerhana matahari juga bisa memberikan informasi tentang rotasi Bumi sekaligus posisi geografis.
BACA JUGA:Ingat 4 Hal Ini saat Terjadi Gerhana Matahari
Namun, meskipun fenomena ini terhitung unik dan langka, selalu ada masyarakat yang kerap mempercayai mitos-mitos tertentu mengenai gerhana. Mulai dari menyebut gerhana sebagai pertanda kesialan hingga bisa menyebabkan gangguan pada kehamilan.
Untuk mitos lainnya, RADARUTARA.ID akan membahasnya dalam 7 mitos gerhana matahari yang dikutip dari National Aeronautics and Space Administration (NASA):
1. Mitos 1: Melihat gerhana matahari secara langsung dapat menyebabkan kebutaan
Siapa yang pernah mendengar rumor yang satu ini? Bisa dibilang, ini merupakan salah satu kesalahpahaman gerhana yang paling umum terjadi. Dilansir dari LiveScience, cahaya matahari secara umum memang berbahaya untuk mata kita. Hal ini tidak hanya berlaku saat gerhana saja.
Namun menyebabkan kebutaan adalah pernyataan yang terlalu ekstrem. Melihat gerhana matahari dengan mata telanjang cukup untuk membuat kita mengalami solar retinopathy.
Mata akan menjadi kabur dan sulit untuk melihat hal-hal yang detail. Kebutaan memang mungkin terjadi jika kamu melihat gerhana dalam jangka waktu yang lama. Namun biasanya mata tidak akan mampu melakukannya.
2. Mitos 2: Matahari dimakan oleh makhluk jahat saat gerhana terjadi