NAPAL PUTIH RU.ID - Diduga over kapasitas yang diperparah kondisi rel yang terputus. Alat transportasi berupa Motor Lori Ekspres (Molek) Desa Lebong Tandai Kecamatan Napal Putih, dikabarkan mengalami kecelakaan hingga terjun ke jurang, Minggu (19/6) sekira pukul 18.30 WIB sore, lalu.
Puluhan penumpang yang berada dalam gerbong transportasi peninggalan Belanda itu, ikut menjadi korban, tak terkecuali sejumlah petugas Sensus Penduduk BPS Kabupaten BU. Beruntung, puluhan penumpang yang terguling dan terjun bebas ke jurang bersama gerbong Molek itu, berhasil selamat meski mengalami luka-luka lecet dan sedikit berdarah.
Berdasarkan informasi yang berhasil dihimpun RU hingga Senin (20/6) kemarin. Sebagian besar penumpang harus menderita luka lecet, lebam, trauma dan tersiram air panas yang keluar dari mesin motor Molek.
"Kami tahunya, tiba-tiba Molek jatuh ke jurang," ujar salah satu korban asal Desa Tanjung Alai, Siami.
Diungkapkan Siami, insiden kecelakaan itu terjadi ketika Molek yang ditumpangi oleh sekitar 10 orang dari Desa Lebong Tandai menuju Desa Air Tenang. Sesampainya di kawasan KM 8, Molek dengan kecepatan tinggi itu, oleng dan langsung jatuh ke jurang. Untungnya kata Siami, saat gerbong molek yang ditumpanginya, terguling ke jurang, ada sebuah pohon besar yang menahan sehingga gerbong Molek yang berisikan lengkap dengan penumpangnya, tidak sampai terjun bebas ke dasar sungai.
"Tersangkut di pohon. Kalau tidak tersangkut, entalah, mungkin kami tidak selamat lagi," imbuh korban yang merupakan salah satu petugas sensus penduduk utusan BPS ini.
Lanjut Siami, seluruh penumpang yang ada di gerbong Molek langsung berusaha keluar untuk menyelamatkan diri. Ia bersama korban lainnya, langsung melanjutkan perjalanan ke Desa Air Tenang dengan bantuan Molek lain yang hendak menuju ke Lebong Tandai.
"Ada yang mengalami luka lecet, lebam akibat benturan, trauma dan ada juga yang sempat tersiram air panas dari mesin Molek. Tapi alhamdulillah, semuanya selamat dan berhasil dievakuasi menggunakan Molek yang melintas ke arah Lebong Tandai," pungkasnya.
Terpisah, Kades Lebong Tandai, Supriadi, membenarkan insiden kecelakaan tunggal transportasi Molek itu. Diakui Adi, kala itu mobilisasi penumpang Molek dari Desa Lebong Tandai sedang padat karena adanya pesta pernikahan. Diduga, kondisi rel perlintasan Molek yang tidak memadai dan dipicu oleh beban Molek over kapasitas serta kelalaian pengemudi, kecelakaan tak terelak.
"Idealnya, kapasitas Molek hanya bisa ditumpangi oleh 10-11 orang terdiri dari sopir, kernet dan penumpangnya. Tapi kemarin, Molek kecelakaan itu membawa Roli di belakangnya. Dan Roli itu diisi penuh oleh barang bawaan penumpang. Dan kebetulan, lokus TKP, biasanya memang tempat ngebut Molek. Ternyata, perlintasan di sana ada yang putus. Akhirnya, Molek terjun ke jurang yang berada di sisi kiri perlintasan," jelasnya.
Akan tetapi masih Adi, seluruh penumpangnya dilaporkan dalam kondisi selamat. Meskipun sebagian penumpang, ada yang mengalami luka-luka.
"Alhamdulillah, semuanya selamat, ada juga korban yang lecet-lecet dan trauma," ungkapnya.
Lebih jauh Adi menambahkan, dalam situasi hujan seperti saat ini. Akses jalan satu-satunya yang bisa ditempuh oleh masyarakat untuk keluar dari Desa Lebong Tandai dan sebaliknya, hanya dengan menggunakan Molek.
"Kondisi jalan darat kalau hujan, sudah hancur jadi bubur. Kalau cuaca panas, masih-lah kendaraan roda dua lewat jalan darat. Kalau sekarang, jalan rusak parah, apalagi yang namanya tanjakan Allahu, sudah ngak bisa dilewati. Sehingga masyarakat masih nekat mengandalkan transportasi Molek meskipun sangat membahayakan," demikian Kades yang sedang menjalani masa cuti ini.
Terpisah, Kepala TU BPS Bengkulu Utara, Elyan Joni, SE, tak menyangkal informasi terkait salah seorang petugas sensusnya, ikut dalam rombongan penumpang Molek Lebong Tandai yang kecelakaan itu. Hanya saja, kata dia, pihaknya sudah memastikan bahwa korban dalam keadaan selamat, hanya mengalami luka ringan.