MUKOMUKO RU.ID - Hingga Minggu (19/6) kemarin, Kabupaten Mukomuko masih berstatus sebagai daerah zona aman penyakit mulut dan kuku (PMK). Kondisi ini, tentu sangat menguntungkan bagi seluruh pedagang ternak sapi, kambing dan kerbau asal daerah ini. Pasalnya, pedagang masih leluasa membawa dan menjual ternaknya ke luar daerah sepanjang memenuhi persyaratan.
Seperti surat keterangan kesehatan hewan (SKKH), surat rekomendasi yang dikeluarkan oleh dinas peternakan dari daerah tujuan ternak tersebut dibawa, dan syarat lainnya.
Selain masih diberi kebebasan menjual ternak ke luar daerah, Menjelang Hari Raya Idul Adha tahun ini, para pedagang ternak khususnya sapi dan kambing kebanjiran pesanan ternak dari warga luar daerah Muomuko. Khususnya warga dari Provinsi Sumatera Barat dan Jambi. Mereka meminta pasokan ternak dari daerah ini, karena warga tersebut meyakini kondisi kesehatan ternak sapi dan kambing dijamin dan aman dari PMK.
“Alasan itulah pedagang ternak sekarang kebanjiran pesanan. Karena kita juga ketahui, wabah PMK sudah menyerang ternak milik warga di Provinsi Sumatera Barat termasuk Jambi. Jadi pedagang asal daerah itu, sekarang kesulitan menjalankan aktivitasnya. Nah untuk memenuhi kebutuhan ternak yang akan disembelih pada Hari Raya Idul Adha, warga di dua provinsi itu membeli ternak dari warga Kabupaten Mukomuko,” kata Kabid Peternakan dan Kesehatan Hewan di Dinas Pertanian Kabupaten Mukomuko, Fitriyani Ilyas, S.Pt.
Selain banjir pesanan, wabah PMK yang terjadi sejak sebulan lalu, kata Fitri, mengakibatkan harga ternak di daerah ini cukup mahal dibandingkan harga ternak sebelum ada wabah. Biasanya, setiap 1 ekor induk sapi hanya bisa dijual dengan harga antara Rp 10 – 12 juta.
Sekarang, bisa laku hingga mencapai Rp 15 juta. Mahalnya harga ternak sapi asal daerah ini lantaran pasokan ternak di daerah Sumatera Barat dan Jambi didominasi ternak asal Kabupaten Mukomuko. Sedangkan ternak yang ada di dua provinsi tersebut, justru tidak laku dijual karena warga khawatir terjadinya serangan PMK.
“Kesempatan baik ini hendaknya dapat dimanfaatkan, dan diharapkan kondisi itu memberi nilai positf untuk mendongkrak perekonomian masyarakat khususnya dari bidang peternakan,” harapnya.
Fitri juga menginbau, kepada para pedagang ternak asal daerah ini untuk tidak membawa ternak dari daerah yang terdapat kasus PMK ke Kabupaten Mukomuko. Meski harga ternak dari luar daerah tersebut sangat murah. Sebab tidak ada yang dapat menjamin ternak itu terbebas dari PMK.
“Karena kalau di daerah ini sempat ada kasus itu, dapat dipastikan Satgas PMK akan melockdown dearah ini dari mobilisasi ternak. Kalau ini terjadi, bukan hanya pedagang yang akan rugi. Para peternak juga khawatir, ternaknya mati akan terserang PMK. Itu sebabnya, mari bersama – sama menjaga agar daerah ini tetap menjadi daerah zona aman dari PMK,” pungkasnya. (rel)