BENGKULU RU.ID - Program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial terus dikembangkan, sehingga nantinya literasi kesejahteraan masyarakat dapat tercapai. Ditambah lagi keberadaan Peraturan Gubernur Bengkulu No 30 tahun 2019 yang bisa menjadi landasan dalam pengembangan untuk eksistensi perpustakaan di tengah-tengah masyarakat.
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Bengkulu, H. Meri Sasdi, M.Pd mengatakan, Bimbingan Teknis (Bimtek) pengembangan perpustakaan selesai.
\"Alhamdulillah berlangsung sukses,\" ungkapnya usai penutupan Bimtek pengembangan perpustakaan teknologi informasi dan komunikasi program transformasi perpustakaan berbasis inklusi sosial tahun 2022, Jum\'at (14/5).
Kesuksesan Bimtek, lanjut Meri Sasdi, tidak lepas dari peran Perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI. Maka dari itu pihaknya mengucapkan terimakasih kepada Perusnas RI.
\"Namun kita tetap berharap bantuan dan support dari Perpusnas, dalam rangka pengembangan perpustakaan berbasis inklusi sosial khususnya di Provinsi Bengkulu,\" harap Meri Sasdi.
Menurutnya, pasca Bimtek ini Ia berharap para peserta yang berasal dari Perpustakaan dan Kearsipan kabupaten/kota dan perpustakaan desa/kelurahan dapat segera mengaplikasikannya.
\"Tentunya untuk pengembangan perpustakaan, dengan memasukan muatan teknologi informasi dan komunikasi yang diperoleh dalam Bimtek,\" harapnya.
Ia menambahkan, begitu juga bagi desa/kelurahan yang belum memiliki perpustakaan, pihaknya meminta agar dapat segera didirikan. Bagi yang sudah berdiri dapat segera dikembangkan dengan memanfaatkan pengetahuan yang diperoleh dalam Bimtek.
\"Sehingga nantinya program transformasi perpustakaan berbasis sosial untuk literasi kesejehtaraan masyarakat tercapai,\" ujar Meri Sasdi.
Sementara itu, Pustakawan Ahli Utama Perpusnas RI, Dra. Nelwati, M.Si menyampaikan, dukungan terus diberikan Perpusnas untuk pengembangan perpustakaan berbasis inklusi sosial, termasuk di Provinsi Bengkulu.
\"Karena program ini memiliki konsep bagaimana keberadaan perpustakaan berdampak terhadap peningkatan kesejahteraan masyarakat,\" tegasnya.
Lebih jauh dikatakannya, support yang diberikan dalam bentuk regulasi dan pengalokasian dana-dana stimulasi, seperti Dana Alokasi Khusus (DAK) dan dana dekonsesntrasi. Selain itu menciptakan Pojok Baca Digital (Pobadi).
\"Tak perlu khawatir terkait dukungan, karena program ini masuk dalam Rencana Kerja Pemerintah (RKP) tahun 2019 lalu,\" sampainya.
Dibagian lain, Perwakilan peserta Bimtek, Jaswidodo mengemukakan, pengetahuan yang diperoleh dalam Bimtek bakal segera diaplikasikan pihaknya.
\"Sehingga keberadaan perpustakaan yang selama ini terkesan dipandang sebelah mata, ternyata bisa berperan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat,\" singkat Jaswidodo. (tux)