Mediasi Petani Vs Pengusaha Tambang “Panas”

Kamis 14-02-2019,11:51 WIB
Reporter : Redaksi
Editor : Redaksi

TAP RU - Polemik yang terjadi antara petani di Kecamatan Tanjung Agung Palik yang menuntut PT Pulau Batu Intan (PBI) selaku perusahaan tambang galian C agar menutup aktifitas pertambangannya, berlangsung panas. Tuntutan penutupan tambang ini, lantaran dikhawatirkan berdampak terhadap lahan pertanian sawah di Kecamatan TAP dengan pertimbangan dan kajian diantaranya letak tambang galian C di bawah bendungan irigasi persawahan di Desa Sengkuang sebagai sumber air persawahan di Kecamatan TAP. Mediasi yang difasilitasi Pemkab BU melalui Kecamatan TAP disaksikan tripika dan pihak terkait, Rabu (13/2) kemarin, juga dihadiri sejumlah OPD terkait dan Pemrov Bengkulu serta PT PBI bersama puluhan petani padi sawah, setempat. Acara berlangsung selama kurang lebih 4 jam itu, makin panas setelah puluhan petani sempat Walk Out dari ruang pertemuan. Ini terjadi lantaran pembahasan yang berlangsung kurang lebih 3 jam, tidak kunjung mendapatkan keputusan final karena kedua pihak bertahan pada tuntutannya. PT PBI bersikukuh, tetap menjalankan aktifitas pertambangan mengacu pada dokumen perizinan yang dimiliki dan petani bersikukuh meminta aktifitas pertambangan ditutup lantaran dampaknya berimbas pada lahan persawahan kurang lebih 250 hektar di Kecamatan TAP. Pantauan media ini di lapangan, situasi itu langsung di tengahi dan diambilalih oleh Camat TAP, Nirwan Tomeri, SH untuk meredaman agar mediasi dapat dilanjutkan. Hingga diputuskan, sesuai dengan permintaan petani agar ada komitmen PT PBI terkait tanggung jawab terhadap dampak pertambangan, dikabulkan oleh PT PBI. \"Jadi keputusan final mediasi, baru sampai di situ. Pertemuan serupa sebagai tindaklanjutnya akan dilangsungkan pada Minggu depan. Termasuk soal pendandatanganan pernyataan komitmen tertulis,\" kata Camat, Tomeri. Dewan Tak Muncul, Petani Kecewa! Dalam polemik yang telah berlangsung sejak beberapa bulan terakhir, hingga pada saat rapat mediasi berlangsung, petani mengaku kecewa dengan anggota dewan (DPRD) yang selalu absen dalam pertemuan di Kecamatan TAP. Ketua Gapoktan TAP, Adiyanto dalam kesempatan itu sangat menyayangkan para anggota DPRD BU, tidak ada satupun yang hadir dalam proses penyelesaian perasoalan yang menimpa masyarakat. \"Harusnya dewan ada di sini, bersama kami di tengah masyarakat. Sebab, ini persoalan masyarakat. Sebagai penyanbung aspirasi masyarakat, idealnya harus ada di tengah-tengah kita,\" tegasnya. Dalam kesempatan yang sama, Camat TAP, Nirwan Tomeri, SH menegaskan, pihaknya sudah melayangkan undangan untuk anggota terkait mediasi yang digelar, kemarin. (sfa)

Tags :
Kategori :

Terkait