Darah Tinggi dan Stroke, Hubungan yang Sering Diabaikan Tapi Beresiko Kematian

Darah Tinggi dan Stroke: Hubungan yang Sering Diabaikan Tapi Mematikan--
RADARUTARA.ID - Banyak orang menganggap tekanan darah tinggi atau hipertensi sebagai masalah kesehatan ringan yang bisa ditunda penanganannya. Padahal, kenyataannya jauh lebih serius.
Tekanan darah tinggi merupakan salah satu faktor risiko utama yang dapat menyebabkan stroke atau sebuah kondisi darurat medis yang bisa mengancam nyawa dan meninggalkan dampak jangka panjang pada kualitas hidup penderitanya.
Mengapa Hipertensi Bisa Menyebabkan Stroke?
Stroke terjadi ketika suplai darah ke otak terganggu, baik karena sumbatan (stroke iskemik) maupun pecahnya pembuluh darah (stroke hemoragik).
Dalam banyak kasus, akar permasalahannya adalah hipertensi yang tidak terkontrol.
Tekanan darah tinggi memberikan tekanan ekstra pada dinding pembuluh darah.
Seiring waktu, tekanan ini dapat menyebabkan pembuluh darah menjadi kaku, menyempit, atau bahkan pecah.
Jika hal ini terjadi di otak, maka aliran darah yang membawa oksigen dan nutrisi penting akan terganggu, yang kemudian memicu terjadinya stroke.
Secara medis, hipertensi disebut sebagai “silent killer” karena seringkali tidak menunjukkan gejala apa pun, namun diam-diam merusak organ-organ vital.
Bahkan, sekitar 80% kasus stroke berkaitan erat dengan tekanan darah tinggi yang tidak ditangani dengan baik.
Gejala yang Harus Diwaspadai
Karena sering kali tidak bergejala, banyak orang baru menyadari bahwa mereka menderita hipertensi setelah mengalami komplikasi serius.
Namun, ada beberapa tanda yang patut diwaspadai, seperti:
- Sakit kepala yang terus menerus
- Penglihatan kabur
- Pusing atau sensasi melayang
- Detak jantung tidak teratur
- Kelelahan yang tidak biasa
Jika Anda mengalami satu atau lebih dari gejala ini, sebaiknya segera memeriksakan tekanan darah Anda.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: