Kenapa Malam 1 Suro Identik dengan Aura Mistis? Ini Penjelasannya

Kenapa Malam 1 Suro Identik dengan Aura Mistis? Ini Penjelasannya

Kenapa Malam 1 Suro Identik dengan Aura Mistis? Ini Penjelasannya--

RADARUTARA.ID - Malam 1 Suro yang Bertepatan dengan Tahun Baru Islam dianggap kramat bagi beberapa golongan, terutama masyarakat Jawa. Itu sebabnya, ada banyak ritual-ritual khusus yang dijalankan, diantaranya penjamasan, kungkum, dan lainnya. Beda daerah, maka berbeda pula cara menyambut Malam 1 Suro.

Jadi waktu digelarnya berbagai ritual, tak heran jika malam 1 Suro kerap identik dengan aura mistis. Salah satunya penjamasan, yaitu ritual mencuci senjata pusaka misalnya seperti keris, tombak, dan lain sebaginya yang dikerjakan oleh masyarakat Jawa. Namun bukan itu saja yang harus dilakukan.

Penjamasan ini juga memiliki ritual khusus lainnya mulai dari puasa, pati geni, menyiapkan sesajen lengkap dengan menyan, tumpeng, dan bermacam persiapan lainnya. Masyarakat Jawa percaya jika ritual mencuci benda pusaka saat malam 1 Suro akan mempertahankan kesaktian benda pusaka dari peninggalan leluhur.

BACA JUGA:Tumpengan, Polsek Padang Jaya Gelar Syukuran Hari Bhayangkara Ke-78 dan Kenaikan Pangkat Personil

Adanya bermacam kepercayaan tersebut, menjadikan malam 1 Suro semakin diselimuti oleh nuansa mistis. Anggapan itu semua tidak lepas dari sejarah zaman kerajaan tempo dulu. Saat itu, bulan Suro menjadi satu waktu dimana keraton di Pulau Jawa menggelar ritual memandikan pusaka. Masih sangat dihormati oleh masyarakat, karisma dari keraton itu sendiri yang membentuk stigma mistis akan bulan Suro.

Jika ada masyarakat yang mengadakan perayaan khusus, misalnya seperti pernikahan, di bulan Suro. Maka perayaan itu akan berdampak pada sepinya ritual pencucian pusaka yang digelar oleh keraton. Dianggap akan mengurangi kewibawaan keraton, maka mulai beredar mitos-mitos seram mengenai bulan Suro.

Tradisi ini juga menjadi satu bentuk aksi untuk menumbuhkan sikap kesetiaan masyarakat kepada keraton. Sampai sekarang ini, kepercayaan itu masih dipegang kuat oleh masyarakat Jawa.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: