7 Cara Mudah untuk Membantu Tangani Emosi Anak dengan Sifat Sensitif, Agar Merasa Lebih Baik

7 Cara Mudah untuk Membantu Tangani Emosi Anak dengan Sifat Sensitif, Agar Merasa Lebih Baik

7 Cara Mudah untuk Membantu Tangani Emosi Anak dengan Sifat Sensitif, Agar Merasa Lebih Baik--

RADARUTARA.ID- Kepekaan emosional merupakan ungkapan yang menggambarkan bagaimana seseorang, termasuk anak-anak, menyikapi lingkungan sekitarnya dengan cara yang lebih intens atau memiliki reaksi emosional yang lebih besar terhadap berbagai hal dibandingkan dengan orang lain.

Meskipun konsep ini tidak didefinisikan dengan jelas dan juga bukan sesuatu untuk didiagnosis pada seseorang, namun beberapa peneliti menggambarkannya sebagai "reaktivitas emosional yang meningkat" atau "kecenderungan untuk bereaksi secara emosional". 

Istilah lain yang umum digunakan untuk kepekaan emosional adalah "sangat sensitif", hal ini umumnya berlaku pada orang-orang yang merasakan emosi dengan lebih intens atau memiliki reaksi emosional yang lebih besar terhadap berbagai hal. 

Kebanyakan anak terlahir dengan sensitivitas emosional yang tinggi, namun seiring bertambahnya usia mereka akan mempelajari berbagai strategi untuk mengelola emosi tersebut.

Meskipun demikian, beberapa anak-anak mungkin masih memiliki sensitivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan anak-anak lainnya, dan sebagai orang tua atau pengasuh, mungkin harus mulai menyadari kesensitifan emosional yang dimiliki anak-anak tersebut ketika mereka sudah memasuki usia 5 atau 6 tahun. 

Emosi yang besar dapat membuat hidup lebih sulit bagi anak-anak, kecuali mereka belajar mengatur emosi tersebut, meskipun hal ini secara alami akan dipelajari dari waktu ke waktu, namun ada beberapa cara yang dapat dilakukan untuk membantu si kecil menumbuhkan kesadaran emosional dan menerapkan keterampilan mengatasi masalah secara sehat.

1. Mencoba memahami perasaan mereka

Misalnya ketika seorang anak menangis setelah mendapat goresan pada siku walau tidak melukai kulitnya, naluri pertama seorang ibu mungkin menyuruhnya untuk tenang atau meyakinkannya bahwa cederanya tidak parah.

Namun para ahli mengatakan bahwa menyangkal perasaannya hanya akan memperburuk keadaan, terutama jika anak mendengar kemarahan atau frustrasi dalam suara orang tuanya, jadi, katakan saja bahwa ia terluka tetapi tidak mengalami luka sama sekali dan pahami saja rasa sakit yang dialami sang anak. 

2. Membantu mereka untuk memahami perasaannya 

Anak-anak harus mengenali serta mendefinisikan perasaan mereka dan orang tua harus bisa membantu dengan mengajari tentang emosi, misalnya dengan mengatakan, "Kamu terlihat sedih sekarang," atau "Aku tahu kamu sedang marah", dan juga dengan menunjukkan emosi orang tua sendiri seperti mengatakan, "Aku sedih karena kita tidak bisa mengunjungi Nenek hari ini," atau "Aku terkejut anak-anak itu bersikap begitu jahat".

3. Memberitahu mereka dengan informasi yang jelas

Karena anak kecil senang jika diberi tahu, jadi gunakanlah hal itu untuk keuntungan, misalnya jika seorang anak takut disuntik, maka orang tua dapat membicarakan dengan mereka sebelum pemeriksaan dan menjelaskan apa manfaat serta bagaimana suntikan tersebut dapat mencegah penyakit tertentu. 

4. Menetapkan ekspektasi yang nyata

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: