Wajib Tahu! Ternyata ini Sejarah Paskibraka Indonesia

Wajib Tahu! Ternyata ini Sejarah Paskibraka Indonesia

Sejarah Paskibraka di Indonesia yang selalu hadir dalam HUT RI --

RADARUTARA.ID- Dalam setiap tahun, di seluruh penjuru Indonesia, merayakan hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia yang jatuh pada tanggal 17 Agustus.

Dalam perayaan hari kemerdekaan itu selalu dilakukan upacara pengibaran bendera oleh Pasukan Pengibar Bendera Pusaka (Paskibraka) yang jumlahnya cukup banyak. 

Para anggota Paskibraka tersebut berasal dari siswa-siswa terbaik dari berbagai daerah yang sebelumnya telah melalui tahapan tes dan seleksi yang sangat ketat. Karena, Anggota Paskibraka ini harus memiliki badan yang sehat, tubuh yang ideal, disiplin dan memiliki ideologi pancasila serta jiwa patriotisme yang tinggi.

Maka tak heran, bisa menjadi bagian dari Anggota Paskibraka, baik itu tingkat Nasional maupun daerah bisa menjadi kepuasan tersendiri bagi siswa, orang tua bahkan masyarakat sekitarnya. Bahkan, para siswa yang pernah menjadi bagian anggota Paskibraka semasa sekolahnya, bisa mendapatkan nilai plus saat akan melanjutkan di jenjang perkuliahan, militer bahkan dunia kerja.

Lantas bagaimana si Paskibraka ini bisa tercetus, dilansir dari laman BPIP, berikut ini sejarah Paskibraka Indonesia.

Paskibraka ini pertama kali tercetus saat Republik Indonesia akan memperingati HUT RI ke-1 pada tahun 1946. Dimana pada saat itu Presiden Soekarno memerintahkan salah satu ajudannya, Mayor (Laut) Husein Mutahar, untuk menyiapkan pengibaran bendera pusaka di halaman Istana Gedung Agung Yogyakarta. 

Pada saat itulah, di benak Mutahar terlintas suatu gagasan agar sebaiknya pengibaran bendera pusaka dilakukan oleh para pemuda dari seluruh penjuru Tanah Air. Hal ini tak lain karena mereka adalah calon generasi penerus perjuangan bangsa yang akan memegang tongkat estafet pembangunan bangsa. 

Hanya saja, lantaran gagasan itu tidak mungkin terlaksana, maka Mutahar hanya bisa menghadirkan lima orang pemuda dengan rincian sebanyak 3 putra dan 2 putri yang berasal dari berbagai daerah dan secara kebetulan pada saat itu pemuda-pemudi tersebut sedang berada di Yogyakarta. Mutahar memutuskan untuk menunjuk sebanyak lima orang tersebut sebagai simbol yang melambangkan Pancasila

Sejak saat itu, sampai pada tahun 1949, pengibaran bendera di Yogyakarta terus dilaksanakan dengan cara yang sama. Hanya saja, saat Ibu kota dikembalikan ke Jakarta, tepatnya pada tahun 1950, Mutahar tidak lagi menangani soal pengibaran bendera pusaka. 

Pengibaran bendera pusaka pada setiap 17 Agustus di Istana Merdeka dilaksanakan oleh Rumah Tangga Kepresidenan hingga tahun 1966. Selama periode itu, para pengibar bendera diambil dari para pelajar dan mahasiswa yang ada di Jakarta.

Kemudian tepatnya pada tahun 1967, Husein Mutahar dipanggil Presiden Soeharto untuk menangani lagi soal pengibaran bendera pusaka. Dengan ide dasar dari pelaksanaan tahun 1946 di Yogyakarta, dia kemudian mengembangkan lagi formasi pengibaran menjadi 3 kelompok yang dinamai sesuai jumlah anggotanya, yaitu:

- Pasukan 17 / pengiring (pemandu).

- Pasukan 8 / pembawa bendera (inti).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: