Anak laki-laki Batak Tidak Diperbolehkan Menikahi Janda, Ternyata Ini Sebabnya

RADARUTARA.ID- Anak laki-laki dari keluarga suku Batak tidak diperbolehkan menikahi janda, dalam aturan tersebut diberlakukan bagi janda yang memiliki anak.

Lantas apa sebabnya? Dalam adat suku Batak pada jaman pendahulu, bagi anak laki-laki hanya diperbolehkan menikahi janda sesama batak.

Jika berbeda suku, maka anak tersebut akan menerima sanksi dengan tidak diakui dikeluarga Batak, bahkan dikeluarkan dari keluarga tersebut.

Mari simak ulasannya berikut ini, yang diambil dari berbagai sumber. Kalau menyingkirkan peradatan, tentu saja diakui. 

Karena pernikahan di suku batak bukan hanya mengikat mempelai lelaki dan perempuan saja. 

Akan tetapi, setelah mereka menikah juga mengikat keluarga pihak laki-laki, dan keluarga pihak perempuan. 

Tentu saja anaknya harus menjadi bagian keluarga baru itu, karena anak adalah bagian dari si ibu.

Kemudian, jika diulas lebih dalam melihat dari sisi adat Batak. Anak itu akan diterima dalam keluarga Batak, apabila melakukan acara pemberian marga kepada si ibu, dan juga ke anaknya.

Meskipun berbeda dengan suku lain yang ada di Indonesia, suku Batak memiliki pegangan aturan yang lebih kental untuk meneruskan keturunannya.

Dalam tradisi Batak, dikenal budaya 'pembelian' ataupun pemberian marga kepada orang-orang yang ingin menjadi bagian dari bangsa Batak.

Dimana istilah untuk tradisi ini disebut mangain. Dalam konteks pernikahan dengan janda yang memiliki anak.

Maka si anak tersebut setelah ibunya menikah kembali akan mendapat marga yang sama dengan marga ayah barunya. 

Sementara si ibu atau janda tersebut biasanya akan diberikan marga yang sama dengan marga ibu dari si mempelai laki-laki. 

Tetapi dimungkinkan juga pada marga lain. Namun secara peraturan adat, pasti diambil dari marga kerabat dekat.

Sumber: