Begini Penampakan Bunker Apoho, Peninggalan Jepang di Pulau Enggano Bengkulu
Begini Penampakan Bunker Apoho, Peninggalan Jepang di Pulau Enggano Bengkulu--
RADARUTARA.ID- Bunker Apoho bisa kamu temui di Dusun Tengah, Desa Apoho Pulau Enggano Kabupaten Bengkulu Utara, Provinsi Bengkulu. Namun sayangnya tak terlihat lagi sebagai situs peninggalan sejarah peninggalan Jepang, pada tahun 1935 silam.
Kondisi bunker sudah cukup memprihatinkan dengan lingkungan sekitar yang ditumbuhi semak belukar. Tak hanya itu, bagian dalam bunker yang gelap dan lembab ini juga sudah menjadi sarang bagi kelelawar.
Kondisi yang sama juga terjadi pada bunker di Desa Malakoni, yang jaraknya sekitar 50 meter dari bunker Desa Apoho.
Bunker ini memilimi ketinggian 4 meter dari permukaan laut. Bunker ini cukup gampang untuk ditemukan, lantaran berada tepat di seberang Bank Pembangunan Daerah Bengkulu dengan jarak sekitar 200 meter dari jalan utama.
BACA JUGA:Ingin Aplikasi Google Maps Anda Lebih Akurat? Ikuti Dua Cara Mudah Ini
Akses untuk sampai ke bunker ini bisa ditempuh dengan berjalan kaki dengan medan jalan yang agak sedikit menanjak. Untuk sampai bunker, kita wajib menaiki punggungan bukit yang termasuk kebun milik Red Houston.
Bunker ini sengaja dibuat dengan menggali bukit, sehingga bagian yang terlihat di permukaan cuma bagian atap bunker saja. Pintu atau akses masuk ke bunker ini mirip ceruk persegi menyempit yang ada di sisi sebelah barat.
Di bagian dalam bunker sendiri ada ruangan berbentuk empat persegi panjang berdiameter 7 hingga 8 meter dengan tinggi kurang dari 2 meter. Di ruangan ini ada dudukan senjata berbentuk setengah lingkaran yang bagian kiri dan kanannya ada seperti meja yang berbentuk persegi panjang.
BACA JUGA:Tabel KUR BSI 2024: Syarat, Tenor, dan Angsuran Pinjaman Hingga Rp110 Juta
Didalam bunker dilengkapi dengan dua buah lubang pengintai berbentuk persegi panjang yang menghadap kearah Samudra Hindia. Bukan hanya lubang pengintai, di sisi selatan bunker juga ada tiga buah lubang angin yang berjejer.
Di bagian atapnya ada 17 buah lubang yang dulunya kemungkinan difungsikan sebagai peletakan kayu-kayu gelagar penahan atap saat pembangunan dengan konstruksi terbuat dari coran beton dengan bahan utama seperti pasir, semen, batu karang, dan kapur.
Diceritakan oleh warga setempat, Peninggalan buatan tentara Jepang ini berfungsi sebagai pos-pos pengintaian untuk mengantisipasi adanya serangan saat zaman kolonial Jepang.*
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: