Apakah Benar Kedatangan Penjajah Belanda Merupakan Salah Satu Ramalan Sabdo Palon?

Apakah Benar Kedatangan Penjajah Belanda Merupakan Salah Satu Ramalan Sabdo Palon?

Kedatangan Penjajah Belanda Merupakan Salah Satu Ramalan Sabdo Palon--

RADARUTARA.ID - Sabdo Palon, penasihat raja Majapahit, menjadi figur sentral dalam ramalan yang hingga kini mengakar dalam budaya Jawa.

Salah satu ramalan kontroversialnya adalah kehadiran penjajah Belanda, dijuluki sebagai "kebo bule mripat silver," yang terbukti terkait dengan masa penjajahan selama 3,5 abad.

Dikaitkan erat dengan Naya Genggong, literasi ejournal.purpesnas.go.id menjelaskan bahwa Sabdo Palon dan Naya Genggong diartikan sebagai pegangan yang melekat pada kedua punakawan tersebut. "Sabdo" berarti firman, "Palon" pegangan, dan "Naya Genggong" mencerminkan pandangan abadi.

Makna lebih dalam muncul dari definisi kata-kata tersebut, menggambarkan pegangan yang berlandaskan pada keadaan berkelanjutan dan abadi.

BACA JUGA:7 Tanaman Herbal yang Bisa Membuat Anak Anda Jadi Lebih Jenius dan Membanggakan, Apa Saja?

Saat mereka meninggalkan Prabu Brawijaya V, Sabdo Palon dan Naya Genggong juga membicarakan kemunculan "agama kawruh" atau ilmu pengetahuan dan teknologi.

Tersebutlah ramalan mengenai perkembangan aliran kepercayaan 500 tahun setelah runtuhnya Majapahit, yang terwujud pada berdirinya Badan Penghayat Ketuhanan "Rila" pada 1978.

Namun, ramalan kontroversial lainnya tentang kehancuran Islam di Tanah Jawa, yang seharusnya terjadi 500 tahun setelah keruntuhan Majapahit, belum terlaksana.

Meski waktu telah berlalu, kekuatan keberadaan Agama Islam di Jawa masih teguh. Ramalan Sabdo Palon tetap menjadi penanda sejarah yang mencerminkan dinamika masyarakat Jawa sepanjang waktu.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: