Baca Al Quran Malah Jadi Maksiat, Begini Penjelasan Lengkap dari Buya Yahya

Baca Al Quran Malah Jadi Maksiat, Begini Penjelasan Lengkap dari Buya Yahya

Baca Al Quran Malah Jadi Maksiat, Begini Penjelasan Lengkap dari Buya Yahya--

RADARUTARA.ID - Umat muslim sudah sepatutnya bisa membaca kitab suci Al Quran dan mengamalkan isi dari Al Qur’an. Dengan cara membaca dan memaknai isi dari Al Quran, banyak keutamaan yang didapat dan bermanfaat bagi kehidupan di dunia ataupun di akhirat kelak.

Manfaat atau faedah lain dari membaca Al Quran diantaranya akan diganjar pahala dan kebaikan yang berlipat ganda, dikelilingi oleh banyak Malaikat, memperoleh balasan terbaik, diibaratkan serupa dengan orang yang bersedekah.

Meskipun begitu, jangan sembarangan dalam membaca Al Quran lantaran bisa-bisa malah menjadi maksiat yang diperoleh bukannya pahala seperti yang kita harapkan. Kenapa bisa?

BACA JUGA:Menuju CPNS 2024, Cek Disini Link Pendaftaran dan Persyaratannya Secara Lengkap!

Ulama kharismatik di Indonesia, Buya Yahya menjelaskan bahwa membaca Al Quran bisa menjadi maksiat pada kondisi tertentu.

“Ketika membaca Al Quran ada rambu-rambunya pula. Jika tidak memiliki rambu-rambu tidak benar, dan itu yang bisa membenahi ilmu syariatnya tadi,” ucap Buya Yahya. Kemudian dirinya mencontohkan membaca Al Quran bisa menjadi maksiat yaitu ketika memasuki jam kerja di kantor, sehingga akan melalaikan tanggung jawab pekerjaannya.

“Kamu kerja di kantor, seharusnya kamu menghadapi umat pada urusan tertentu di kantor, kamu ngasih tanda tangan dan sebagainya. Ternyata kamu sibuk membaca Al Quran, itu yang jadi maksiat,” terang Buya Buya Yahya.

Adapun contoh lainnya, Buya Yahya mengatakan seorang suami yang rela sengaja datang jauh-jauh mengabaikan rasa capek, lantaran rindu pada istrinya, kemudian suami menghendaki sang istri.

Namun sang istri (yang kebetulan ketika itu sedang membaca Al Quran) bilang: “Abang entar 4 juz, 3 juz lagi, 2 juz.” Hal ini yang termasuk maksiat pula. Diungkapkan Buya Yahya, penghafal Al Quran itu mempunyai godaan yang luar biasa. Seorang penghafal Al Quran memiliki potensi (bukan akibat) jika ngomong suka nyelekit menyakiti hati.

BACA JUGA:Bagaimana Keberuntungan Pemilik Weton Dunyo Sugih Dunyo yang Disebut Sebagai Weton Tertinggi dalam Budaya Jawa

Potensi tersebut muncul lantaran si penghafal Al Quran biasanya merasa bahwa dirinya memiliki sesuatu yang sangat dahsyat, sehingga dia gampang merendahkan orang lain. Buya Yahya mengatakan, suatu saat ada seorang penghafal Al Quran tidak ingin sholat berjemaah di belakang imam.

"Kenapa begitu?, pasalnya dirinya merasa bahwa bacaannya lebih bagus dibandingkan imamnya", ucap Buya Yahya.

Akhirnya, si penghafal Al Quran tersebut tidak pernah sholat di masjid itu lagi, katena dia beranggapan kalau imamnya tidak benar bacaannya, tak sebagus dirinya. Menurut Buya Yahya, sikap sombong seperti itu, sesungguhnya kebodohan dalam fiqihnya. Padahal jika seorang penghafal Al Quran mengerti fiqih, yang penting itu sholatnya sah walaupun menjadi makmum.

Itu sebabnya jangan sampai kita cuma terpesona dengan pahala. Sebebanarnya bagus, kita terpesona dengan pahala untuk memotivasi diri kita agar menghafal Al Quran. Namun di sisi lain, alangkah baiknya  memotivasi diri kita untuk memahami isi dari dalam Al Quran.*

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: