Mengenal Kuluk Dugan, Kain Tenun yang Sering Digunakan Wanita Dewasa di Bengkulu
Mengenal Kuluk Dugan, Kain Tenun yang Sering Digunakan Wanita Dewasa di Bengkulu --
RADARUTARA.ID - Kuluk dugan adalah nama dari salah satu jenis pakaian adat tradisional daerah di Provinsi Bengkulu. Pakaian ini merupakan kain tenun tradisional khas Bengkulu yang memiliki fungsi sebagai penutup tubuh bagian atas wanita dewasa.
Jenis kuluk dugan ini hampir dimiliki oleh setiap suku yang ada di Provinsi Bengkulu. Secara etimologis, 'kuluk' memiliki arti sebagai pakaian penutup bagian atas tubuh wanita.
Sedangkan, 'dugan' memiliki dua arti, yaitu diyakini berhubungan dengan kata dugaan dan diartikan juga sebagai padat atau dipadatkan. Pengertian yang berhubungan dengan kata dugaan artinya orang yang menggunakan kuluk dugan tidak harus ditanya lagi, cukup diduga bahwa ia merupakan seorang perempuan.
BACA JUGA:Anti Sombong, Meski Tanpa Diplaster, Desain Rumah Batako Sederhana Ini Tetap Menarik
Adapun arti padat atau dipadatkan berhubungan dengan penenunan kuluk dugan yang cuma dipadatkan atau tidak ada proses menculik. Selain itu, juga tidak menggunakan sisir.
Menurut masyarakat Bengkulu, kuluk dugan sudab dibuat dan digunakan secara turun-temurun. Kain ini digunakan dengan cara dililitkan pada bagian atas tubuh wanita dewasa. Walaupun demikian, kuluk dugan juga kerap digunakan sebagai penutup tubuh bagian bawah, seperti sedang menggunakan sarung.
Sebagai informasi tambahan, kuluk dugan dibuat dari kapas. Proses awalnya, kapas dijemur terlebih dahulu sampai mengering, kemudiam dibersihkan dan dipisahkan dari bijinya.
BACA JUGA:Terkikis Oleh Waktu, Ini 7 Alat Musik Tradisional Asli Bengkulu yang Jarang Diminati Gen Z
Lalu, kapas dibulatkan sebesar telunjuk dengan panjang sekitar 20 cm. Bentuk ini diberi nama dengan luli. Luli lalu dipintal menjadi benang.
Adapun warna yang digunakan umumnya berwarna merah, hitam, dan putih. Ketiga warna tersebut memiliki fungsi sebagai hiasan kain.
Kuluk dugan mempunyai panjang 150-180 cm dan lebar 80-90 cm. Kain ini juga dihiasi dengan bermacam motif, mulai dari motif onak sebuku (duri yang ada di ruas-ruas daun rotan), motif apit pengandang yang bermakna pagar (terletak di pinggir kain yang berbentuk garis panjang dan lurus berwarna putih), motif lidi hujan yang mirip dengan hujan, motif mato punai (mata seekor burung punai), hingga motif kandung lawaian (lingkaran).*
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: